jpnn.com - JAKARTA- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan gerhana matahari total (GMT) akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 mendatang. Fenomena ini sangat langka, karena GMT di daerah yang sama akan terjadi 350 tahun. Dengan begitu masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan kesempatan langka tersebut.
”Ini (GMT) lewatnya hanya sekali, hanya di Indonesia,” ungkap Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, dalam siaran persnya, Jumat (12/2).
BACA JUGA: JK Tegaskan Ketum Golkar Bisa Rangkap Jabatan Ketua DPR
Oleh karenanya, BMKG juga menyebar penelitinya ke beberapa kota yang dilintasi gerhana matahari total.
”Selain merekam fenomena langka tersebut, sasaran studi mereka adalah untuk mendapatkan informasi gangguan medan magnet bumi dan gravitasi ketika gerhana matahari total,” ujar Andi
BACA JUGA: Pak Jokowi, Ini Ada Pujian dari Ketua DPR Lagi
Menurut Andi, gerhana matahari total akan menutup proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga 'arus ionosfer' akan terganggu. ”Kejadian ini akan mengakibatkan gangguan medan magnet bumi,” ujarnya.
Menguji gangguan itu caranya dengan membandingkan pengamatan magnet bumi. Antara di tempat-tempat yang dilalui gerhana dengan data yang dikumpulkan di stasiun-stasiun magnet bumi di luar lintasan gerhana total.
BACA JUGA: Gak Pake Lama! Gerindra Langsung Tantang 7 Gubernur yang Dilantik Jokowi
Pengamatan medan magnet bumi di titik gerhana akan ada di Palu. Sementara daerah non-gerhana total yang jadi pembanding adalah Manado, Kupang, Jayapura, Pelabuhan Ratu, Tangerang, Tuntungan, Gunung Sitoli, dan Liwa.
Gerhana terjadi ketika matahari, bulan, bumi berada pada satu garis lurus. Sebagian bayangan bulan ini akan menutup sebagian bumi. Akibatnya wilayah-wilayah yang terkena bayangan gelap bulan, tidak terlihat matahari.
Andi mengatakan, posisi itu akan menyebabkan perubahan gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi mencapai titik maksimum. BMKG akan mengukur gravitasi di Palu yang dilintasi gerhana matahari total.
Hasilnya akan dibandingkan dengan nilai Bouguer Anomali (BA) pada sebulan sebelum dan sebulan setelah gerhana. ”Apakah gravitasi bisa berubah dalam waktu beberapa menit, ini kan informasi ilmiah yang luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu pengamatan khusus gerhana matahari total akan ada di Ternate, Palu, Tanjung Pandan dan Bengkulu. BMKG akan menyediakan layanan video streaming gerhana di situs resminya sehingga bisa dinikmati mereka yang tak bisa ke lokasi gerhana matahari total.
Peneliti gerhana yang dikerahkan berasal dari Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG. ”Kami mempunyai 179 stasiun, masing masing mempunyai alat pengukuran untuk mengamati dalam konteks radiasi matahari, suhu, kelembapan dan juga pasang surut bumi,” kata Andi.
Beberapa wilayah di Indonesia yang akan dilintasi oleh GMT pada 9 Maret mendatang ada 11 provinsi. Yaitu Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Sementara itu, kota-kota besar yang diperkirakan akan dilalui GMT adalah Muko-Muko (Bengkulu), Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate. BMKG akan menayangkan secara langsung proses terjadinya GMT lewat laman yang dapat diakses oleh masyarakat. (dni/flo/jpnn).
BACA ARTIKEL LAINNYA... 227 Orang Dicekal Terkait Terorisme, ISIS Mendominasi
Redaktur : Tim Redaksi