Catatan Jenderal Tito tentang Ramlan Si Perampok Sadis

Rabu, 28 Desember 2016 – 19:37 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah) di sela jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com - Kiprah perampok spesialis perumahan elite nan sadis, Ramlan Butarbutar alias Polkas, alias Kapten, berakhir, Rabu (28/12).

Ramlan tewas di tangan petugas Polda Metro Jaya. Ramlan Cs diduga kuat sebagai pelaku perampokan, penyekapan, dan pembunuhan keluarga pengusaha properti Dodi Triono, 51, di Pulomas, Jakarta Timur, Senin (26/12).

BACA JUGA: Jenderal Tito Sudah Lama Tahu Kiprah Otak Pembunuhan

Saat hendak ditangkap di sebuah kontrakan di Jalan Kalong RT 08/RW 02 Kelurahan Bojong Rawalumbu Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12), Ramlan tidak menyerah begitu saja.

Dia bersama kolega seprofesinya, Erwin Situmorang melawan petugas. Tembakan pun diberikan kepada keduanya. Namun, tembakan petugas itu merobohkan Ramlan untuk selama-lamanya. Erwin masih selamat. "Dua yang tertangkap, satu di antaranya melawan dan tertembak. Karena kehabisan darah, meninggal dunia," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Rabu (28/12).

BACA JUGA: Kapolri: Ramlan Butar Butar Tewas, Erwin Harus Hidup

Tito juga punya catatan soal Ramlan. Mantan Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya itu menegaskan, Ramlan merupakan pemain lama tindak pidana pencurian dengan kekerasan. "Zaman saya menjabat kasat serse dia sudah "main". Sekarang main lagi, padahal sudah tua," kenang Tito.

Menurut Tito, Ramlan dan kelompoknya memang terkenal sadis. Bahkan, Tito berujar, dalam melakukan aksinya Ramlan tidak segan mengikat maupun melakban mulut korbannya. "Dia memang dikenal dalam kasus curas," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.

BACA JUGA: LPSK Pastikan Dampingi Korban Pulomas

Menurut Tito, Ramlan memang sering beraksi di hari libur. Ramlan berkeliling mencari rumah sepi. "Dulu modusnya memang di hari libur mereka "berpatroli". Begitu pagar terbuka mereka langsung masuk," katanya.

Tito mengungkapkan penangkapan Ramlan dan Erwin ini merupakan hasil pengembangan. Salah satu petunjuknya adalah CCTV di rumah Dodi. "Kan terlihat jelas di CCTV. Sedan putih kelihatan CCTV. Wajah pelaku lebih jelas terlihat," katanya.

Menurut Tito, karena wajah Ramlan di dunia hitam sudah tidak asing, maka polisi pun mudah mengenalinya. "Karena pemain lama, kan di kalangan dunia hitam dia terkenal," katanya.

Setelah melihat wajah pelaku, polisi pun mulai menggerakkan jaringan informasi yang ada. Informan-informan "disounding" untuk mendapatkan informasi akurat.

Setelah mendapatkan informasi, keberadaan Ramlan pun diburu. Namun, Ramlan melawan dan tewas setelah kehabisan darah akibat tertembak. "Dua lagi masih dikejar," tegas Tito.

Informasi yang dihimpun dua pelaku lain diduga berinisial YP dan S. Lebih lanjut Tito mengatakan, sejauh ini motif perbuatan kelompok Ramlan adalah perampokan. Namun, Tito menegaskan, untuk pendalaman motif masih bisa digali dari Erwin dan dua pelaku lain jika berhasil ditangkap nanti.

"Semoga ditangkap, nanti akan lebih tajam lagi motifnya ke mana," jelas mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ramlan sebelumnya pernah terlibat sejumlah kasus. Antara lain di Tegal, Jawa Tengah, di Banjarsari, Surakarta, Jateng September 2010. Bahkan, Ramlan diduga beraksi di Cirebon, Jawa Barat, 2007. Pada 2015, Ramlan juga diduga pernah terlibat perampokan di Depok, Jabar.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Reza Menduga Pembunuhan di Pulomas tak Disengaja


Redaktur : Boy
Reporter : Boy, Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler