Catatan Pengamat Soal Dinamika Pencapresan di KIB, Simak

Selasa, 06 Desember 2022 – 09:00 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memprioritaskan kader internal sebagai tokoh yang akan dimajukan sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Ketum PAN Zulkifli Hasan menilai Ketum Golkar Airlangga Hartarto layak dan pantas untuk diprioritaskan maju sebagai calon presiden dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

BACA JUGA: KIB Inginkan Pemilu 2024 Sebagai Pesta Rakyat, Mas Aditya Merespons Begini

Kendati para ketum parpol cenderung pada nama Airlangga, tetapi banyak di antara kader PAN dan PPP yang justru condong pada calon eksternal seperti Ganjar Pranowo ataupun Anies Baswedan.

Analis politik dari Exposit Strategic Arif Susanto menilai dinamika pengajuan nama capres dari KIB masih dalam kategori normal.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto Sebut KIB Ingin Demokrasi Jadi Pesta Rakyat

Menurut dia, masih ada cukup waktu untuk memastikan nama yang bakal diusung koalisi yang beranggotakan Golkar, PPP, dan PAN itu.

"Saya pikir masih normal saja. Perjalanannya masih agak panjang, masih sampai akhir depan," tegas Arif, Senin (5/12/2022).

BACA JUGA: Pengamat Nilai PKB Lebih Ideal Bergabung Koalisi Perubahan atau KIB

Menurut Arif, dinamika yang muncul dalam pembahasan nama capres KIB dapat dinilai sebagai upaya untuk membangun posisi tawar.

Pertama, posisi tawar dari nama figur atau kandidat, seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo. Selanjutnya adalah posisi tawar dari faksi yang mengajukan.

"Kedua adalah posisi tawar pihak yang mengajukan nama itu sendiri. Bisa jadi dari relawan, bisa jadi dari faksi-faksi tertentu dalam partai yang bersangkutan. Harapannya kan siapa pun nama yang muncul, mereka mendapatkan bagian dari kue kekuasaan yang diharapkan," ujarnya.

Arif menilai perbedaan suara tersebut juga tidak akan berlanjut membesar hingga menjadi konflik internal. Meski, perbedaan nama figur yang muncul itu menunjukkan adanya faksi-faksi dalam KIB yang mempunyai pilihan lain.

"Kalau misal menimbulkan riak, mungkin iya. Tapi saya kira terlalu jauh kalau riak itu sampai mengakibatkan terjadinya konflik internal. Itu agak jauh. Sampai hari ini ya," katanya.

Arif menekankan langkah politk KIB akan lebih masuk akal dengan bersiap pada posisi cawapres.

"Bagi saya sejauh ini, cukup rasional untuk mengajukan satu di antara 3 nama itu, Ganjar, Anies, Prabowo. Di luar itu saya kira tipis kemungkinannya. Setidaknya langkah yang realistis adalah membidik cawapres," pungkasnya.

Airlangga 

Pengamat Politik dari Citra Institute Yusak Farchan menlai sejauh ini memang belum ada sosok yang kuat di KIB. Namun, selalu ada peluang untuk Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

“Sejak awal dibentuk, problem utama KIB kan memang tidak punya stok capres dari internal parpol pendukung koalisi yang elektabilitasnya tinggi," kata Yusak, Senin (5/12).

Jika dibandingkan dengan Ketum PPP dan PAN, Yusak mengatakan Ketum Airlangga yang paling mungkin.

"Dari jumlah suara atau kursi dan infrastruktur politik, memang Pak Airlangga yang paling layak dan berpeluang diusung dibanding ketua umum PAN dan PPP.

Namun, kata dia, munculnya nama-nama capres seperti Ganjar dan Anies makin membuka peluang bagi KIB untuk mengusung capres dari luar," ujar Yusak.

Munculnya nama Ganjar dan Anies di internal PAN dan PPP ini, kata dia, tentu berpengaruh pada opsi pencapresan Airlangga sebagai Capres dari KIB.

Lebih lanjut Yusak menjelaskan kalaupun koalisi diletakkan dalam konteks parpol sebagai saluran rekrutmen kepemimpinan politik, maka KIB sah-sah saja jika pada akhirnya mendorong Capres dari luar.

“Psikologi bertarung kan memang bagaimana bisa menang dan elektabilitas capres tetap menjadi variabel penting yang tidak bisa diabaikan.” sebut Yusak.

Namun, jika KIB mendorong Capres dari luar, selalu ada opsi untuk Ketum Airlangga.

“Saya kira masih ada opsi bagi Pak Airlangga untuk membangun bargaining sebagai cawapres. Golkar saya kira akan menyiapkan berbagai opsi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi,“ tegas Yusak.

Di luar sosok Capres, KIB memiliki program yang baik. Sejak awal dibentuk, KIB adalah bagaimana membangun koalisi programatik untuk melanjutkan program-program pemerintahan Jokowi.

KIB menjadi yang paling siap meneruskan agenda pembangunan pemerintahan Jokowi terutama program-program ekonomi.

"Oleh karena itu, soal capres-cawapres, KIB akan mengikuti dinamika politik yang berkembang," ujar Yusak.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
KIB   Pilpres   15 capres 2024   Capres  

Terpopuler