Catatan Penting PLN Terkait 4 Hoaks Seputar Kendaraan Listrik

Kamis, 31 Januari 2019 – 09:53 WIB
Ilustrasi Viar Q1 di peresmian parkir khusus motor listrik dan SPLU. (Foto: Ist/jpnn)

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Kendaraan Listrik PLN Zainal Arifin memberi catatan penting di tengah para pelaku industri dan pemangku kebijakan gencar mendengungkan langkah menyambut era kendaraan listrik.

Zainal menyoroti terutama pengembangan infrastruktur stasiun pengisian dan beberapa hal terkait mobil dan motor listrik.

BACA JUGA: Selamat Datang Teman Gesits, Motor Listrik Lokal Bernama Lincah

Pertama, Zainal menyebut tidak benar jika ada anggapan kendaraan listrik dapat diisi dayanya dalam beberapa menit.

"Tidak semua kendaraan listrik membutuhkan pengisian bermodel "fast charger". Dan tidak mungkin ngecas mobil listrik misal hanya 2 menit," buka Zainal saat presentasi di diskusi yang diselenggarakan Masyarakat Konservasi & Efisiensi Energi Indonesia (MKEEI) di BSD, Tangerang, Rabu (30/1).

BACA JUGA: Volkswagen Bakal Produksi Baterai Mobil Listrik Secara Mandiri

BACA JUGA: Selamat Datang Teman Gesits, Motor Listrik Lokal Bernama Lincah

Pengisian daya baterai dengan power 3,3 kW (di rumah), lanjut Zainal, membutuhkan waktu 6-10 jam, 22 kW (kantor dan tempat umum) sekira 1-4 jam, dan 50 kW (fast charger) membutuhkan durasi antara 20 menit hingga 1 jam.

BACA JUGA: BUMN Bersinergi Sambungkan Listrik ke 11 Ribu Rumah Tangga di Bekasi

Berdasarkan data Global EV, sebesar 85 persen pengguna mobil listrik mengisi daya di rumah dengan power 3,3 kW berdurasi 6-10 jam.

Kedua, konsep tukar baterai (swap) di mobil listrik menurut Zainal masih belum memungkinkan untuk diterapkan.

Konsep tersebut muncul sebagai salah satu alternatif pengguna mobil atau motor listrik tidak perlu berlama-lama berada di stasiun pengisian daya baterai, tapi tinggal menukar saja dengan baterai mobil listrik dengan baterai lainnya yang sudah terisi penuh.

"Baterai itu bukan galon air. Untuk mobil belum ada hingga saat ini. Penggantian baterai yang masih jalan masih ada di Taiwan. Pernah ada di Israel, tapi sekarang sudah tutup," imbuh dia.

BACA JUGA: 4 Wilayah Percontohan Distribusi Baterai Motor Listrik Honda

Ketiga, terkait pembangunan stasiun pengisian daya baterai yang memanfaatkan tenaga dari PV Solar Cell.

Teknologi yang ada saat ini, tambah Zainal, belum memungkinkan untuk mengisi daya baterai menggunakan sinar matahari melalui perangkat PV Solar.

Jika ingin memanfaatkan itu, maka harus membutuhkan PV Solar dengan ukuran yang cukup luas untuk dapat mengisi satu mobil listrik.

"Artinya, kendaraan listrik tidak bisa dicas pakai solar cell," tegas Zainal.

Keempat, terkait membangun bisnis stasiun pengisian daya baterai kendaraan listrik, menurut Zainal, tidak memberikan keuntungan yang besar.

Jadi penilaian bisnis tersebut menguntungkan itu tidak benar adanya, tegas Zainal.

"Operator kendaraan listrik belum ada yang untung. Sudah dikasih insentif oleh negara tetapi mereka masih berjuang, misalnya FastNed dari Belanda," ungkap Zainal.

Saat ini, perusahaan listrik berplat merah ini sudah terlibat dalam penyediaan SPLU (Stasiun pengisian listrik umum) kendaraan listrik.

Zainal menjelaskan, SPLU PLN untuk mobil listrik sudah siap untuk diproduksi massal dan beberapa purwarupa sudah tersedia di lingkungan PT PLN (Persero).

Selain itu, Zainal menegaskan, pada dasarnya PLN mengedukasi bahka kendaraan listrik sudah sangat cukup bisa dicas di rumah.

"Jadi tidak perlu pusing infrastruktur kendaraan loistrik belum siap. Ya negcas di rumah itu sudah sangat bisa," tutup dia. (mg8/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaikindo Dorong Swasta Ikut Andil Bangun Charging Station


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler