Catatan PERGUNU Usai Bersilaturahmi dengan Menteri Nadiem Makarim

Rabu, 06 November 2019 – 02:06 WIB
Wakil Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, Aris Adi Leksono. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) mendapatkan undangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) untuk bersilaturahmi dengan Mendikbud Nadiem Makarim pada Senin (4/11).

Bersama organisasi profesi lainnya, PERGUNU hadir dengan membawa sejumlah gagasan untuk mewujudkan mutu guru dan sistem pendidikan yang unggul dan kompetitif, menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal.

BACA JUGA: Jokowi Instruksikan Menteri Nadiem Bangun Teknologi Pendidikan

Usai bersilraturahmi dengan Mendikbud Menteri Nadiem Makarim, Wakil Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, Aris Adi Leksono mengaku tidak menangkap visi sang leader pendidikan. Hal itu dibuktikan saat memberikan pengantar forum silaturrahmi.

“Beliau menyampaikan masih belajar dan mengajak bersama-sama belajar untuk membenahi, mengembangan atau merevolusi sistem pendidikan di Indonesia,” kata Aris dalam keterangan persnya, Selasa (6/11).

BACA JUGA: Fatayat NU Ajak Kaum Perempuan Menangkal Radikalisme

“Kami berterima kasih sudah dilibatkan dalam forum silaturahmi antara Organisasi Profesi dan Mas Menteri Nadiem, tetapi sayang kami tidak menangkap visi besar untuk memajukan pendidikan Indonesia yang penuh dengan kompleksitas,” kata Aris lagi.

Menurut Aris, visi seorang pemimpin itu penting untuk menumbuhkan optimisme bagi masyarakat pendidikan. Memang betul banyak tipologi kepemimpinan tetapi semuanya pasti punya visi awal, terlepas benar atau salah visi tersebut, akan disesuikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat pendidikan Indonesia.

Lebih lanjut, Aris menuturkan visi dan misi dalam menajemen sangat penting, karena dari visi dan misi tersebut pengorganisasian akan berjalan secara sistematis, terarah, dan terukur.

Menurutnya, menyerap aspirasi dari bawah penting, tetapi kendali mutu yang berkelanjutan tetap harus diperhatikan oleh seorang pimpinan. Karena pemimpin adalah gugus depan perubahan, apalagi menyangkut nasib bangsa dan negara melalui pendidikan.

“KIta semua paham bahwa semua pendekatan manajemen, visi seorang pemimpin sangat penting, bawahannya mengembangan menjadi misi dan tujuan yang jelas, terukur, dan terarah. Menyerap aspirasi adalah salah satu metode menyelesaikan masalah, tetapi mengawali dengan menjelaskan visi dan misi sebagai seorang pemimpin menjadi sangat penting,” ujar Aris.

Oleh karena itu, Pergunu berharap Nadiem Makarim segera bergerak cepat untuk merevolusi visi dan misi pendidikan Indonesia, melakukan tindakan-tindakan yang strategis untuk menjawab problem kebangsaan melalui pendidikan. Dengan demikian maka sistem pendidikan mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang ditandai terwujudnya masyarakat adil, makmur, dan sejahtera, sebagimana harapan Ketua Umum Pergunu, Kiai Asep Saipuddin Chalim.

Forum silaturahmi itu dihadiri sejumlah organisasi profesi guru dan tokoh pendidikan seperti PERGUNU, PGRI, FSGI, IGI, FGII, PGSI, Kiai Arifin Junaidi (Ketua LP Ma’arif NU), Bedowi (Majlis Dikdasmen Muhammadiyah), dan lainnya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler