jpnn.com - BIREUEN - Puluhan nama Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada sejumlah instansi di Kabupaten Bireuen, dicatut sindikat mafia bekerjasama dengan oknum perbankan.
Pencatutan ini diduga untuk mengajukan permohonan kredit pada Bank Mandiri Cabang Bireuen, tahun 2013 silam. Buntutnya, bank BUMN itu telah mencairkan uang puluhan miliar rupiah yang mengalir ke kantong pribadi para pelaku kejahatan perbankan tersebut.
BACA JUGA: Maju Pilkada, Sekda Klaim Didukung Koalisi Pelangi
Modus operandi penipuan, yakni menscan SK PNS dan memanipulasi data pemohon kredit. Kasus ini baru terungkap setelah tim auditor kredit macet Bank Mandiri Area Lhokseumawe, menemui sejumlah PNS yang tercatat masih menunggak pembayaran kredit.
Sementara itu, pihak bank dilaporkan telah memecat empat oknum pegawai Bank Mandiri Cabang Bireuen, karena terlibat dalam skandal kredit fiktif yang diduga menjadi otak aksi kejahatan ini.
BACA JUGA: Nasehat Politikus PKS: Daripada Karaoke, Lebih Baik Baca Al Quran
Informasi diperoleh Rakyat Aceh (Grup JPNN) Kamis(18/6) menyebutkan, sejumlah PNS menjadi korban pemalsuan data itu, diduga dari berbagai instansi Pemkab Bireuen. Diantaranya pegawai Kantor Camat Kuala, Kantor Camat Jangka, Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Syariat Islam.
Aksi ini disinyalir melibatkan bendaharawan di SKPK tersebut, melalui pengajuan permohonan kredit secara kolektif yang diskenariokan oleh mafia terorganisir, bersama dengan beberapa oknum pegawai Bank Mandiri Cabang Bireuen.
BACA JUGA: Permintaan Tahu Meningkat, Harga Kedelai Naik
Menurut keterangan sumber PNS yang namanya ikut dicatut dalam kredit fiktif tersebut, mereka sangat terkejut ketika didatangi beberapa orang yang mengaku pihak Bank Mandiri. Menanyakan persoalan kredit macet yang tidak pernah diketahui, namun tiba-tiba nama mereka tercatat menerima pencairan dana kredit, mencapai ratusan juta rupiah per orang.
“Saya merasa heran, kok bisa tiba-tiba diberitahukan ada kredit yang menunggak di Bank Mandiri. Padahal selama ini, kami tidak pernah mengajukan permohonan kredit itu,” sebut sumber PNS yang enggan ditulis nama.
Sumber lain menjelaskan, kredit fiktif itu dilakukan dengan cara menscan SK dan data PNS. Manipulasi tersebut, berjalan mulus karena bendaharawan di instansi pemda, memiliki data PNS yang discan untuk kelengkapan berkas persyaratan mengajukan permohonan kredit.
“Saat pencairan kredit (PK) di Bank Mandiri Cabang Bireuen pertengahan tahun 2013, sindikat mafia itu memanfaatkan tukang beca yang menyamar sebagai pemohon kredit, dengan menggunakan seragam PNS menarik uang di Bank,” ungkap sumber yang mengetahui persis kronologis kejahatan perbankan itu.
Menurutnya untuk menutupi isu kasus skandal kredit fiktif yang memalukan ini, pihak Bank Mandiri bersama otak pelaku dituding menyuap sejumlah oknum wartawan, penggiat LSM serta beberapa pihak yang telah mengetahui informasi tersebut. Supaya, skandal bank BUMN itu tidak pernah diketahui publik.
”Ada oknum pejabat Bank Mandiri Area Lhokseumawe, ikut menerima uang sebesar Rp 500 juta untuk memuluskan aksi ini agar permainan mereka tidak terbongkar,” jelas sumber yang minta identitasnya tetap dirahasiakan.
Saat persoalan ini dikonfirmasikan ke pihak Bank Mandiri Cabang Bireuen melalui Yudi Setiawan, di bagian kredit yang berada di lantai 2 bangunan gedung di lintas jalan negara itu. Dia mengaku tidak dapat berkomentar.
”Karena mengikuti jalur komando jadi saya tidak punya kapasitas mengomentari masalah ini, silahkan saudara menemui ibu Cut Lini Afriani selaku kepala cabang,” ujarnya seraya mengarahkan wartawan Rakyat Aceh kembali ke lantai 1.
Ketika ditemui di ruang kerjanya, Cut Lini Afrina mengakui kejadian itu namun dia enggan berkomentar. Malah, dia bersedia memberi sedikit penjelasan kepada awak media, tetapi semua statemennya off the record. (bah)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diterjang Empat Peluru, Nuraini Roboh, Inalillahi...
Redaktur : Tim Redaksi