Cawapres Ical Diumumkan Awal 2014

Kamis, 21 Februari 2013 – 07:05 WIB
DEPOK - Partai Golkar masih merahasiakan nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar   Aburizal Bakrie untuk maju dalam Pilpres 2014 mendatang. Meski demikian, Ical –panggilan akrab Aburizal– sudah mengantongi siapa namanya, dan baru dipublish pada awal 2014 mendatang.

“Saat ini sudah ada beberapa nama yang mengerucut dan masuk dalam daftar cawapres yang akan dipilih sebagai pasangan pada Pilpres 2014.  Insya Allah, pada saatnya nanti Partai Golkar akan mengumumkan kepada publik,” ujar Ical usai menjadi pembicara di Universitas Indonesia (UI), Rabu (20/2).

Menurut Aburizal, dari sekian banyak nama-nama yang beredar saat ini, sudah ada short list tetapi masih tertutup. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan Golkar akan berkoalisi dengan partai lain dalam pilpres mendatang. “Kita bisa saja koalisi dengan siapa saja. Insya Allah, tahun depan akan diumumkan,” tegas dia.

Selain itu, Ical juga menegaskan, pihaknya selalu terbuka menerima masukan dan kritik, termasuk menerima anggota tokoh partai lain bergabung dengan Partai Golkar untuk bersama-sama memenangkan pemilu maupun Pilpres 2014 mendatang. “Kami partai terbuka, kritik saja kami terima apalagi kalau ada figur bersih dan potensial yang ingin bergabung dengan kami, tentu kami terima,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Ical juga yakin partainya akan memenangkan Pemilu 2014.  Ibarat padi, Ical optimis partainya siap panen pada pemilu mendatang. “Saya pernah bicara dengan Pak SBY, saya bilang waktu itu, langit memang masih biru tapi padi sudah mulai menguning dan kita akan panen pada 2014. Saat itu Pak SBY ikut tertawa mendengarnya,” kata Ical.

Masalah internal di Partai Golkar diibaratkan Ical seperti layaknya angin yang semakin kencang meniup pohon yang tinggi. Dia meminta kader Golkar konsisten memperjuangkan amanat rakyat. “Parpol jangan cuma rebutan kursi. Parpol harus  memikirkan konsep pembangunan ke depan,” katanya.

Ical mengajak semua pihak tak terlibat ribut politik praktis. Dia juga menentang berbagai gerakan yang ingin menumbangkan kepemimpinan nasional di tengah jalan. “Kita mengharapkan pergantian kepemimpinan nasional 5 tahun sekali sesuai dengan jadwal,” lanjut Ical.

Membentuk negara kesejahteraan, menurut Ical, bukan soal membagi kue kekuasaan. Namun bagaimana memeratakan pembangunan ke pelosok nusantara. “Kita kehilangan roh dan prinsip utama pembangunan.  Sekarang pembangunan nasional seolah tanggung jawab pemerintah dan dunia bisnis saja. Rakyat hanya sebagai penonton jauh dari subjek dan pelaku pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia,” pungkasnya. (dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas Nyaleg Lagi di Dapil Jatim VII

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler