jpnn.com, JAKARTA - Korban bencana gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) mesti ekstra bersabar, di tengah-tengah gegap gempita pagelaran Asian Games yang baru usai dan dilanjut Asian Para Games. Yang tidak kalah megahnya acara pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group. Kesemuanya dilaksanakan di Indonesia, mau tidak mau ini harus diterima karena toh sudah diagendakan, tidak seperti bencana gempa yang datang tiba-tiba.
Tetapi, Koordiantor Investigasi Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengingatkan elite pemerintah juga mesti tahu diri.
BACA JUGA: Wali Kota Denpasar Siap Sambut Tamu Delegasi IMF 2018
“Jangan sampai pejabat terhormat ini keder. Bingung dengan kondisi negeri saat ini kita sedang bersuka ria atau berdukacita? Apalagi warga yang sedang tertimpa bencana khususunya masyarakat NTB jangan sampai ditambah dukanya dengan ketidakpastian bantuan dari pemerintah pusat alias PHP,” kata Jajang Nurjaman dalam siaran persnya, Minggu (7/10).
Faktanya, menurut Nurjaman, korban bencana gempa di NTB memang kena PHP karena pemerintah pusat lamban dalam merealisasikan anggaran untuk stimulan pemulihan bagi korban gempa. Sebabnya anggaran masih dalam proses perencanaan penganggaran di kementerian sosial.
BACA JUGA: Tiga Ratu Kecantikan Singapura Kunjungi Korban Gempa Lombok
“Dan saat ini pula, alokasi anggaran untuk korban bencana alam atau gempa di Kementerian Sosial pada tahun 2018 sangat terbatas dan kemungkinan sudah habis karena sejak Januari hingga Agustus 2018 banyak terjadi bencana alam,” katanya.
Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Sosial nampaknya sudah tidak bisa menutup-nutupi lagi, bahwa anggaran untuk korban gempa begitu minim.
BACA JUGA: Unesa Beri Beasiswa 131 Mahasiswa Asal Lombok
Seperti yang tertuang dalam surat Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosal, Harry Hikmat kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat yang telah beredar di medsos. Dalam salah satu poin Surat tersebut, Pemerintah Pusat sampai meminta Gubernur NTB agar menginstruksikan anak buahnya (bupati/wali kota) untuk tidak menjanjikan kepastian bantuan kepada korban gempa.
“Sepertinya belum ada pilihan lain bagi warga NTB yang terkena musibah, selain berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar musibah ini segera berakhir. Karena penguasa negeri ini sepertinya sedang terlalu sibuk ngurusin pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group,” kata Nurjaman.
Menurutnya, untuk acara pertemuan IMF dan World Bank tidak perlulah didoakan. Kemungkinan besar acara tersebut akan berjalan sukses karena dananya sudah cair sebesar Rp 505,4 miliar. Hal tersebut berbeda dengan pencairan dana bagi korban gempa yang seret. “Kalaupun mau, doakan saja semoga pemerintah kita selalu dalam kewarasan,” pungkas Nurjaman.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Tamu IMF, AP I Rampungkan Perluasan Bandara Denpasar
Redaktur & Reporter : Friederich