jpnn.com - Memasuki musim hujan, berbagai penyakit pun mulai bermunculan, tak terkecuali demam berdarah. Wabah ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Segala usia dapat terkena wabah demam berdarah, termasuk anak-anak.
Demam berdarah pada anak tidak boleh disepelekan. Kematian pada penyakit demam berdarah sering dalam bentuk dengue shock syndrome (DSS), yang terjadi akibat kekurangan cairan.
BACA JUGA: Bernarkah Daun Pepaya Bisa Atasi Demam Berdarah?
“Saat masuk DSS, orang dewasa biasanya sudah lemas dan terkapar. Berbeda dengan anak-anak, biasanya mereka masih aktif walau sakit sehingga kekurangan cairannya bisa terlambat didiagnosis,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter.
Tapi jangan buru-buru panik, ada beragam upaya yang dapat dilakukan orang tua guna mencegah anak tertular demam berdarah. Berikut cara-cara yang dapat Anda lakukan:
BACA JUGA: Kenali Gejala Demam Berdarah Bisa Mirip Penyakit Lain
Menghindari gigitan nyamuk
Pastikan lingkungan tempat keluarga beraktivitas jauh dari jangkauan nyamuk. “Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menggunakan kelambu saat tidur, memakai baju tertutup pada anak, dan mengoleskan losion antinyamuk,” kata dr. Dyan Mega Inderawatidari KlikDokter.
BACA JUGA: 63 Anak Terserang Demam Berdarah, Dua Meninggal
Mengawasi waktu beraktivitas
“Nyamuk Aedes aegypti memiliki tingkat keaktifan yang tinggi di pagi hari yaitu pukul 09.00-10.00, dan sore hari pukul 16.00-17.00. Kewaspadaan ekstra dalam beraktivitas harus Anda tingkatkan pada waktu-waktu tersebut,” kata dr. Dyan.
Melakukan gerakan 4M plus
Anda dapat melakukan gerakan 4M plus untuk mencegah sekaligus memberantas sarang nyamuk. Gerakan 4M plus termasuk berikut ini:
Menguras bak mandi dan tempat penampungan air lainnya.
Menutup rapat bak mandi dan tempat penampuang air lainnya.
Mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Memantau perkembangan jentik-jentik nyamuk secara berkelanjutan, menaburkan bubur larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, dan sebagainya.
“Pada dasarnya, upaya pencegahan penularan demam berdarah dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan tempat tinggal Anda sekeluarga. Untuk itu, upaya ini sebaiknya juga melibatkan masyarakat di sekitar lingkungan Anda,” kata dr. Dyan.
Mewaspadai gejala dan penyebaran demam berdarah
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa hanya dalam dua bulan (Januari-Februari 2016), sebanyak 8,487 jiwa orang terjangkit penyakit demam berdarah dengan angka kematian sebesar 108 jiwa. Salah satu dampak terberat ada pada usia anak-anak.
Tercatat juga bahwa anak-anak adalah korban terbanyak dari penyakit ini. Sebanyak 43,44 persen kasus terjadi pada golongan usia 5-14 tahun, sedangkan golongan usia 15-44 tahun memiliki frekuensi kasus sebesar 33,25 persen.
Penting untuk diketahui bahwa gejala khas demam berdarah adalah demam yang mendadak tinggi selama 2-7 hari. Beberapa gejala lainnya yang mengiringi demam adalah:
Nyeri kepala
Nyeri pada bagian belakang mata
Nyeri otot dan sendi
Ruam kemerahan
Mual dan muntah
Nyeri perut akibat pembengkakan hati
Bintik-bintik merah di kulit
Hasil pemeriksaan jumlah trombosit di bawah nilai normal
Segeralah hubungi dokter bila demam anak berlangsung selama tiga hari. Dokter akan melakukan tes untuk mengecek darah anak untuk mendiagnosis lebih lanjut, apakah anak terkena demam berdarah atau tidak. Selama anak demam, lakukan juga tiga cara yang sudah disebutkan untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti.(RS/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, Sudah 49 Warga Menderita Demam Berdarah
Redaktur & Reporter : Yessy