Cegah Budaya Luar, Anak Harus Paham Jati Diri Bangsa

Sabtu, 23 Juni 2018 – 03:41 WIB
Pagelaran seni dan budaya Indonesia yang ditampilkan oleh Prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Garuda Unifil Misi Perdamaian Dunia PBB di Lebanon pada acara Culture Presentation. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Anak muda harus mengenal nilai dan norma budaya bangsa sebagai bentuk jati diri.

Dengan hal itu, negara tidak akan terpengaruh menghadapi arus dan pengaruh budaya luar yang tidak sesuai.

BACA JUGA: Paviliun Indonesia di Ukraina Ajang Promosi Budaya Bangsa

"Anak-anak muda perlu dikenalkan kepada budaya-budaya lokal, sehingga tidak tercerabut identitasnya, identitas budayanya, identitas sosialnya. Hal ini sangat penting," kata Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko dalam keterangan yang diterima.

Era globalisasi, menurut mantan Panglima TNI ini, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Angie Virgin Ajarkan Anak Tentang Indonesia  

Di mana, segala norma dan etika yang menjadi kekuatan, tidak tergerus dengan kemajuan zaman. Justru sebaliknya, dapat tetap hidup ditengah arus global.

Saat menghadiri pembukaan pameran karya seni kolaborasi Goenawan Mohamad dan Hanafi bertajuk ’57 x 76’, di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (21/6), Moeldoko juga mengatakan senada. Melestarikan seni dan budaya merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesatuan bangsa.

BACA JUGA: Kebudayaan Nusantara Pukau Masyarakat Hongaria

Dengan hal itu, ancaman seperti hoaks, berita palsu dan ujaran kebencian yang berkembang tidak akan mengganggu kehidupan anak bangsa. "Melalui seni, kami sungguh amat berharap agar nilai-nilai luhur bangsa itu, terus terjaga," kata Moeldoko.

Pameran tersebut menampilkan 217 karya seni yang dikerjakan bersama dua seniman berbeda latar belakang selama enam bulan terakhir.

Moeldoko juga menunjukkan salah satu karya dalam ruang pameran, yakni sebuah payung tanpa kain, yang lebih menyerupai tongkat.

"Karya itu menunjukkan pentingnya kami memiliki pegangan atau penuntun. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu memiliki pegangan yang kuat," tegasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar mengatakan, Indonesia memang menghadapi situasi yang tidak mudah dalam masalah pengaruh budaya asing. Saat ini, kebudayaan melalui medsos dan media konvensional tidak bisa dibendung.

"Saya kira tantangannya memang sulit, karena tidak ada pijakan bersama dari pemerintah pusat dan daerah dalam hal seni dan budaya," kata dia.

Selain itu, anggota Komisi X DPR Nizar Zahro mendukung penguatan budaya lokal agar tidak hilang karena derasnya arus globalisasi.

Artinya, kebudayaan yang dimiliki masing-masing daerah dipertahakankan menjadi kultur permanen sehingga tidak terkikis jika ada budaya asing masuk.

Lebih lanjut kata Nizar, masing-masing daerah wajib mengampanyekan budayanya dengan cara seperti pameran budaya di daerah untuk menarik wisata domestik dan luar negeri. “Pameran juga untuk mengenalkan kepada anak cucu kita,” kata Nizar. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler