jpnn.com, TANJUNGPINANG - Pemantauan kesehatan penumpang khususnya dari Singapura terus dilakukan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di pelabuhan feri Internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kepri, Selasa (14/5).
Kepala Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah KKP Tanjungpinang Yoyok Dwi Santoso menjelaskan, pemantauan ini dilakukan guna mencegah dan mengantisipasi tersebarnya virus cacar monyet atau monkeypox di Tanjungpinang.
BACA JUGA: Sarwendah Bawa Bekal Jamu Bikinan Si Mbok ke Singapura
Yoyok mengatakan saat ini pihak Singapura tengah melakukan isolasi dan karantina terhadap satu orang suspek monkeypox serta 23 orang lainnya yang melakukan kontak dengan suspek.
”Kami tetap waspada dan mengawasi siapapun yang datang dari Singapura,” jelasnya.
BACA JUGA: Waspadai Penyakit Cacar Monyet, Menkes: Hati-hati dengan Binatang
Baca: Kuasa Hukum Eggi Sudjana Yakin Penangguhan Penahanan Kliennya Bakal Dikabulkan
Meskipun begitu, dalam upaya pencegahan tersebarnya virus tersebut, KKP saat ini menggunakan alat khusus yakni Thermal Scanner guna mendeteksi suhu tubuh penumpang yang tiba di pelabuhan. Jika suhu tubuh terdeteksi lebih dari 38 derajat, maka penumpang terindikasi menderita demam yang menjadi salah satu gejala monkeypox.
BACA JUGA: UU Anti-Hoaks Bikin Warga Singapura Makin Terkekang
Selanjutnya petugas akan segera melakukan pemeriksaan lanjutan dan jika diperlukan akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Thabib Tanjungpinang. ”Hingga hari ini (kemarin, red), belum ada yang terdeteksi,” papar Yoyok.
Gejala terjangkitnya virus monkeypox, lanjut Yoyok, seperti demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit punggung dan kekurangan energi. Selain itu, mulai muncul ruam di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. ”Pengawasan dan pemeriksaan terhadap virus ini akan tetap dilakukan secara rutin,” tutupnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatannya Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Kota Tanjungpinang, telah mempersiapkan ruangan isolasi untuk antisipasi masyarakat yang terjangkit virus cacar monyet atau monkeypox, Senin (13/5).
Kepala Kantor Dinkesdalduk KB, Rustam menjelaskan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) sebagai rujukan dan menyediakan ruangan isolasi untuk antisipasi jika terdapat pasien yang terjangkit virus tersebut agar tidak menular kepada orang lain.
Baca: KPU Minta Kasus Ratusan Petugas KPPS Meninggal Tidak Dipolitisasi
”Sudah kami hubungi Dinas Kesehatan Provinsi agar rumah sakit provinsi mengaktifkan sebagai tempat rujukan,” kata Rustam.
Rustam menjelaskan, saat ini yang perlu diawasi adalah pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) yang setiap hari ada warga negara Malaysia dan Singapura yang datang ke Tanjungpinang. Namun pada dasarnya ada atau tidak ada kasus di pelabuhan tersebut harus ada sistem kewaspadaan dengan menyediakan alat thermal scanner yang mampu mendeteksi suhu di atas 37-38 derajat celcius.
”Kalau ada penumpang yang sakit itu harus diwaspadai,” kata Rustam.
Menurut Rustam hingga saat ini, untuk Kota Tanjungpinang belum ada laporan dari masyarakat terkait virus cacar monyet tersebut. Walaupun sebelumnya, sekitar satu pekan terakhir masyarakat Kepri sudah dihebohkan dengan virus tersebut yang sudah menjangkit di Singapura.
”Sampai hari ini kami belum menerima laporan baik dari puskesmas maupun masyarakat langsung, karena di Singapura sendiri cepat ditangani saat ada satu pasien yang terjangkit langsung dilakukan isolasi agar tidak menyebar, termasuk orang yang berhubungan langsung dengan pasien,”ujarnya.
Meski demikian, dijelaskan Rustam bahwa mereka telah mengimbau kepada puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penderita demam, ketika ada pasien yang datang selain panas, ada gejala kulit ruam yang spesifik sepeti cacar monyet, dan yang terpenting ada riwayat perjalanan dari negara yang terdapat kasus virus tersebut.
”Tapi yang terdekat dengan kita (Tanjungpinang) kan Singapura sehingga patut diwaspadai,” katanya
Baca: Jokowi Dinilai Bersikap Kesatria Lantaran Merangkul Lawannya di Pilpres 2019
Ia menambahkan, jika ditemukan pasien yang terindikasi maka proses selanjutnya ada proses karantina di ruangan isolasi untuk mengamati apakah benar-benar terserang virus tersebut sambil diambil sampel untuk diteliti lebih lanjut, agar bisa dicegah lebih awal.
”Karena dari informasinya penyakit tersebut bisa menular melalui aliran tubuh, udara, namun sebelumnya belum ada bukti yang menerangkan, tapi sebagai antisipasi sebaiknya tidak berhubungan langsung denga korban,” paparnya.
Rustam juga mengimbau sebagai pencegahan, kepada masyarakat agar membiasakan prilaku hidup sehat, makanan sehat, hindari daerah yang terjangkit, menunda bepergian ke wilayah yang terjangkit virus tersebut dan meningkatkan daya tahan tubuh. (odi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Cerai
Redaktur & Reporter : Budi