jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Pemerintah mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menyusul telah masuknya varian sub Omicron XBB di Indonesia.
Hal ini mengingat sub varian Covid tersebut membuat sejumlah negara, seperti Singapura, mengalami lonjakan kasus.
BACA JUGA: Ganjar Cuma Ditegur, Dewan Kolonel Pendukung Puan Diberi Peringatan Keras
“Adanya sub varian Covid-19 baru, Omicron XBB, harus meningkatkan kewaspadaan semua pihak. Pemerintah harus bisa mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia,” kata Puan Maharani, Senin (24/10/2022).
Varian sub Omicron XBB diketahui telah masuk ke Indonesia. Meski fatalitas varian XBB tidak lebih parah dari varian Omicron, Puan meminta masyarakat untuk tidak menganggap enteng varian baru Covid-19 itu.
BACA JUGA: Komisi IX DPR Dukung Usulan Puan agar Pemerintah Tetapkan Kasus Gagal Ginjal Jadi KLB
“Berdasarkan laporan, penularan varian XBB sangat cepat. Untuk itu, protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan demi menjaga diri dan keluarga dari bahaya penularan Covid,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Di tengah kasus gagal ginjal akut pada anak yang tengah melanda, dalam 7 hari terakhir diketahui terjadi kenaikan kasus Covid-19 di 24 provinsi di Indonesia.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Melonjak, Jepang Terancam Dilanda Gelombang Kedelapan
Di Singapura, lonjakan kasus akibat Omicron XBB diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
“Fasilitas kesehatan harus lebih siap, karena kita tengah menghadapi berbagai permasalahan kesehatan. Upaya Pemerintah berkaitan dengan infrastruktur medis, termasuk tenaga kesehatan harus optimal di seluruh daerah,” ujar Puan.
Mantan Menko PMK ini juga menegaskan perlunya pengetatan screening di bandara untuk menghindari masuknya varian-varian baru Covid-19 ke Indonesia mengingat ditemukan pula varian BQ.1 dan BQ.1.1 yang menjadi pemicu lonjakan tajam kasus di Eropa.
Puan mengatakan semua upaya dalam mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 harus dilakukan.
“Termasuk harus ada intervensi dalam meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19, terutama booster di wilayah yang rentan penularan Covid-19 dan tingkat mobilitas masyarakatnya tinggi,” sebutnya.
“Sosialisasi vaksinasi perlu digalakkan sejalan dengan terjaminnya ketersediaan stok vaksin di seluruh wilayah di Tanah Air,” imbuh cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Sejak diberlakukan program booster pada awal tahun menuju akhir tahun 2022, cakupannya diketahui baru hanya sebesar 27 persen saja per bulan Oktober ini. Oleh karenanya, dibutuhkan langkah-langkah yang dapat meningkatkan cakupan vaksinasi.
Puan pun mendorong penelitian dan pengembangan terhadap obat dan vaksin Covid-19. Seperti vaksin bivalen yang merupakan perkembangan terbaru vaksin Covid-19 untuk memberi perlindungan terhadap varian-varian lama dan juga pada varian Omicron.
“Di beberapa negara sudah menggunakan jenis vaksin bivalen ini. Indonesia harus mempertimbangkan penggunaannya dengan melakukan kajian komprehensif terlebih dahulu,” ujar Puan.
Vaksin bivalen mencakup komponen strain virus asli dan varian Omicron di mana Strain asli adalah untuk memberikan perlindungan luas pada Covid-19, sedangkan komponen Omicron untuk memberi perlindungan lebih baik pada Covid-19 yang disebabkan varian tersebut.
Puan berharap Indonesia mulai melakukan penelitian dan pengembangan jenis vaksin bivalen.
“Kami juga mendukung pengembangan dan penelitian yang dilakukan sendiri oleh anak bangsa agar kemandirian di sektor kesehatan benar-benar terwujud,” tambahnya.
Di sisi lain, upaya dari sisi medis dinilai harus dibarengi dengan kesadaran dari masyarakat. Baik dari penerapan protokol kesehatan, maupun kemauan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
“Kewaspadaan terhadap Covid-19 jangan pernah kendur. Kita tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan sekalipun saat ini kondisi pandemi Covid-19 sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” ujar Puan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari