Cegah Korban Bertambah, Pemerintah Diminta Proaktif Tangani Corona

Senin, 23 Maret 2020 – 06:37 WIB
Ilustrasi sketsa virus Corona. Foto :TechCrunch

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Penasihat DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengaku kecewa atas esensi protokol penanganan wabah virus Corona atau Covid-19 yang diterbitkan oleh pemerintah.

Menurut Inas, konten protokol itu memposisikan pemerintah bersikap pasif dan hanya menunggu partisipasi dari masyarakat untuk menahan laju penyebaran wabah virus Corona.

BACA JUGA: Inas: Anies Harus Berhenti Berdiplomasi

"Dari protokol itu, tidak ada upaya pemerintah untuk menjemput bola atau berperan aktif menelusuri siapa-siapa yang telah terjangkiti. Pemerintah hanya menunggu. Kan protokol harusnya dijalankan oleh pemerintah, ini malah masyarakat yang disuruh menjalankannya," Sesal Inas secara tertulis, Minggu (22/3).

Di antara isi protokol itu berbunyi; Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih dari 38°C, batuk/ pilek/nyeri tenggorokan, disarankan istirahat yang cukup di rumah dan minum air yang cukup.

BACA JUGA: Jumlah Kematian di Malaysia karena Corona, Mayoritas Jemaah Pertemuan Keagamaan

Kemudinan, bila tetap merasa tidak nyaman, keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernapas sesak atau napas cepat, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

"Dari isi Protokol itu, di mana letak tanggung jawab pemerintah? masyarakat dengan penuh kesadaran disuruh datang sendiri layaknya mengalami sakit sebagaimana biasanya. Tidak boleh begitu, inikan bukan penyakit biasa, Corona ini pandemi, menular. Jadi Pemerintah harus proaktif dengan cara penanganan yang berbeda," tegas Inas.

BACA JUGA: Jumlah Terpapar Corona di Sumut, Terbanyak Bukan di Medan

Berikutnya isi protokol itu berbunyi; pihak kesehatan di fasyankes akan melakukan screening pasien dalam pengawasan COVID-19. Jika memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan COVID-19, maka anda akan dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan.

Jika tidak memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan COVID-19, maka Anda akan dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter fasyankes.

"Bisa kita bayangkan, orang yang membawa virus corona datang ke Puskesmas akan menularkan Covid-19 di Puskesmas tersebut, kemudian dari Puskesmas disuru ke RS rujukan dan menularkan lagi Covid-19 nya. Jadi tidak heran kenaikan penderita positif corona terus meningkat secara signifikan. justru protokol ini malahan menjadi biang keladi penyebaran Covid-19” tegas Inas.

Belum lagi dikatakan tidak boleh menggunakan kedaraan massal menuju fasyankes. "Lah kalau orang yang sakit itu tidak punya kendaraan pribadi, masa dia harus jalan kaki? Lagian nggak boleh dalam keadaan sakin dipaksa membawa kendaraan. Disinilah letak penting pemerintah untuk proaktif. Jadi, protokol itu ngawur" imbuhnya.

Karena itu, Inas berharap pemerintah melakukan revisi atas protokol penaganan Corona jika tidak ingin kondisi Indonesia jauh lebih terpuruk. "Apabila Protokol ini tidak segera diubah dengan semangat menjemput bola, maka pada awal April wabah Corona akan menjangkiti ribuan orang," pungkasnya.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler