jpnn.com, JAKARTA - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mengingatkan masyarakat akan pentingnya standarisasi perangkat listrik untuk mencegah kebakaran yang sering disebabkan oleh korsleting.
Khususnya, bagi warga yang tinggal di permukiman padat penduduk dan memiliki kerawanan tinggi terjadinya kebakaran.
BACA JUGA: PLN Indonesia Power Manfaatkan Green Ammonia untuk Energi Primer PLTU
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya Haris Andika mengatakan bahwa penggunaan peralatan listrik yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi salah satu penyebab utama kebakaran.
Hal ini disampaikan Haris dalam Diskusi 'Balkoters Talk' bertajuk Tingkatkan Keamanan Listrik, Cegah Kebakaran di Jakarta yang digelar Koordinatoriat Wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta di Pressroom Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (18/9).
BACA JUGA: Lewat Perbaikan Ekosistem Terumbu Karang, PLN IP Hadirkan Dampak Positif Bagi Masyarakat
"Peralatan yang digunakan di masyarakat sering kali tidak memenuhi standar. Misalnya, kabel yang seharusnya untuk salon atau speaker, justru digunakan untuk listrik. Padahal, setiap jenis kabel memiliki spesifikasi teknis yang berbeda," ujar Haris.
Haris menjelaskan kabel yang tak sesuai spesifikasi dipastikan tidak memiliki kualitas setara dengan yang sesuai standar.
BACA JUGA: Gandeng Arab Saudi, PLN Indonesia Power Bangun PLTS Terapung Saguling
Hal tersebut bisa berbahaya karena arus listrik yang dialirkan kerap kali berlebihan.
"Kabel yang tidak bersertifikat SNI bisa berbahaya, seperti kabel yang seharusnya menampung arus 10 ampere, tetapi melepuh pada 5 ampere," kata dia.
Selain itu, Haris juga mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan perangkat listrik.
"Kerap kali, pengguna tidak peduli dengan kapasitas stop kontak. Contohnya, menggunakan satu stop kontak untuk banyak perangkat, yang bisa memicu kebakaran," tuturnya.
Dalam menjaga kualitas pasokan listrik, kata dia, PLN terus melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala untuk memastikan sistem kelistrikan berfungsi dengan baik.
Dengan langkah-langkah ini, PLN berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penggunaan perangkat listrik yang standar, guna mencegah kebakaran dan menjaga keselamatan.
"Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan meminimalkan gangguan bagi pelanggan," tambah Haris.
Sementara itu, Kepala Pusdatin BPBD DKI Mohamad Yohan mengatakan potensi bencana kebakaran di Jakarta disebabkan pemukiman padat penduduk dan kurangnya kepekaan masyarakat
terhadap ancaman kebakaran.
Kasus kebakaran paling banyak juga disebabkan oleh korsleting listrik akibat kelalaian dalam penggunaan listrik.
Umumnya objek yang terbakar adalah perumahan, bangunan umum atau industri, kendaraan bermotor, instalasi luar gedung, tumbuhan, lapak, hingga sampah.
"Penyumbang penyebab kebakaran terbesar di Provinsi DKI Jakarta selama 3 tahun adalah korsleting listrik. dengan persentase 73 persen," ujar Yohan.
Untuk itu, Yohan menyebut pihaknya telah berinisiasi untuk melaksanakan program penertiban pemakaian tenaga listrik di kawasan permukiman menengah ke bawah bernama "Bedah Listrik".
Program itu dikerjakan dengan instansi terkait seperti Dinas Gulkarmat, Dinas PPKUKM, PLN UID Jakarta Raya, dan AKLI.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalisir kejadian kebakaran dan dampak korban pada masyarakat," jelasnya. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Icon Plus Sukses Dukung Pelaksanaan Upacara HUT ke-79 RI di IKN
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi