Cegah Korupsi, Jokowi Akan Kurangi Transaksi Tunai

Minggu, 29 Juni 2014 – 07:16 WIB
SILATURAHMI HABIS TERAWIH: Capres Jokowi (dua dari kiri) didampingi Pemred Jawa Pos Leak Kustiya (kiri) saat mengunjungi kantor redaksi Jawa Pos Sabtu malam (28/6). Jokowi datang bersama tim sukses serta politikus dari PDI Perjuangan (PDIP) dan PKB. (Dimas

SURABAYA – Calon presiden Joko Widodo berkomitmen akan mengurangi transaksi secara tunai (cash) di pemerintahan. Selama ini, transaksi model seperti itu berpotensi memunculkan penyelewengan anggaran.
    
Jokowi menegaskan soal pengurangan cash transaction itu saat mengunjungi kantor Redaksi Jawa Pos semalam. Dia datang bersama tim sukses, politikus PDI Perjuangan dan PKB. Diantaranya, Sukardi Rinakit, Teten Masduki, Indah Kurnia, Ahmad Basarah.

Turut serta tokoh lokal seperti Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sirmadji dan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana.
    
Capres yang berpasangan dengan Jusuf Kalla itu tampil berbeda saat ditemui Pemimpin Redaksi Jawa Pos Leak Kustiya dan para redaktur. Jokowi tak menggunakan baju kotak-kotak yang selama ini identik dengan penampilannya.

BACA JUGA: Kasus Belum Tuntas, Kapolda DIY Diganti

Dia mengenakan baju koko khas santri berwarna putih dipadu dengan sarung warna senada. Penampilan itu semakin nyentrik dengan sandal jepit talimerah yang dia kenakan.
    
Setelah berkeliling ke kantor redaksi dia berdiskusi sejenak dengan awak redaksi Jawa Pos. Politikus PDI Perjuangan Ahmad Basarah, membuka diskusi itu dengan menyebutkan Jokowi baru saja mengikuti salat tarawih 21 rakaat.

Bahkan, Jokowi juga menjanjikan 1 Muharam sebagai hari santri nasional. “Ini memang ditunggu-tunggu santri seluruh Indonesia,” ujar Basarah.
    
Dalam diskusi itu muncul pembahasan tentang terobosan Jokowi dalam hal pencegahan korupsi yang semakin merajalela. Dia menjelaskan tentang pengurangan cash transaction yang sudah pernah dia berlakukan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. “Saya sudah pernah mengalihkan transksi seperti itu di DKI Jakarta. Sudah ada contohnya,” ungkapnya.
    
Dia menuturkan bahwa awalnya memang tak mudah untuk mengalihkan transaksi itu. Sebab, di pemerintahan DKI Jakarta pun transaksi manual dengan menggunakan uang cash masih kerap terjadi.

BACA JUGA: Pembahasan 65 RUU Pemekaran Bisa Rampung Sebelum Pilpres

Tapi, secara bertahap dia membuat kebijakan agar semua transaksi harus dengan transaksi secara transfer. “Memang masih banyak yang pakai transaksi trandisional,” ujar mantan Wali Kota Solo itu.
    
Kelak bila dia terpilih menjadi presiden, Jokowi juga akan melakukan hal serupa. Secara bertahap dia akan merubah model transaksi itu agar tak lagi secara manual. Dia yakin tiap tahun anggaran pemerintah yang bisa diselamatkan dari potensi penyelewengan semakin berkurang.
    
Sistem lain yang sedang dia persiapkan untuk mendukung pemerintah yang maju adalah penggunaan Kartu Indonesia Sehat dan kartu Indonesia Pintar. Program itu memang tak jauh berbeda dengan sistem jaminan kesehatan dan pendidikan gratis sesuai dengan amanat undang-undang.
    
Tapi, sebenarnya yang ditawarkan Jokowi bukan sebatas itu. Dia menjanjikan soal sistem yang lebih transparan. Selama ini sistem semacam itu dia klaim telah berhasil berjalan di Solo dan Jakarta. “Saya tidak bicara soal kartunya. Tapi itu sistem yang gampang diawasi dan dikontrol,” katanya.
    
Selama ini dia menilai sistem yang berjalan itu masih kurang maksimal. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) masih banyak yang belum dapat. Masyarakat juga kurang bisa mengawasi keberadaan dana yang dipakai.

“Kalau tidak sakit nanti uangnya gimana?” imbuhnya. Nah, sistem kartu yang dia tawarkan itu sudah menjadi produk matang yang telah berjalan. Tinggal menaikan skalanya menjadi nasional.
    
Dia juga bicara tentang pengembangan transportasi dengan mengutamakan rel dan transportasi laut. Dia menganggap dua sarana itu akan bisa mengurangi kelebihan beban truk-truk yang selama ini memadati jalan raya. Biaya untuk perbaikan jalan raya juga bisa tekan secara drastis. “Kalau di laut kan tidak perlu ngaspalin laut,” tuturnya.
    
Petang kemarin, Jokowi juga menyapa para pendukungnya yang memadati Stadion Gelora Sepuluh Nopember yang menyaksikan konser Slank. Dalam konser bertajuk “Ngabuburit Bersama Slank” itu Jokowi hanya memberikan sambutan tak sampai 15 menit.

BACA JUGA: Dianggap Ikhlas Oleh Gusdur, Suara Prabowo Melejit

Dia meminta maaf karena datang terlambat. Sebab di sepanjang jalan ada saja orang yang ingin bertemu dengannya. “Sudah ketemu saya kan. Sudah lihat wajahnya ndeso. Wajah rakyat,” ungkapnya. Dia lantas meminta warga segera pulang ke rumah masing-masing. (git/jun/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Revolusi Mental, Sejahterakan Rakyat Lebih Cepat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler