Cegah Penyakit, Mulai Hidup Sehat dengan Berhenti Merokok

Sabtu, 05 September 2020 – 20:28 WIB
Barang bukti rokok ilegal. Foto Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Anggia Ermarini mengatakan rokok tidak hanya menjadi masalah kesehatan, bahkan ada studi yang memberikan gambaran bahwa merokok berkontribusi terhadap stunting.

"Ini sangat menyedihkan dan menjadi concern luar biasa," kata Anggia dalam diskusi virtual "Pandemi, Harga Cukai, dan Naik Perokok Anak", Sabtu (9/5).

BACA JUGA: TV Masih Jadi Tontonan Anak-anak, Kok Tetap Tayangkan Iklan Rokok?

Anggia mengatakan persoalan prevalensi anak yang merokok naik  tidak hanya harus dilihat dari harga yang murah, dan faktor lingkungan.

"Satu hal lagi perlu dicermati bahwa iklan rokok itu keren banget. Iklan rokok yang di Indonesia terutama yang keren banget," sindirnya. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ruhut Sitompul vs Fadli Zon, Mbak Puan Diserbu Warga Minang, Rizal Ramli Menggugat

Dia menjelaskan, sebenarnya apa yang ditampilkan iklan itu tidak ada hubungannya atau tak menampilkan produk rokok.  Namun, kata dia, memperlihatkan seseorang yang terlihat keren di iklan rokok itu. 

"Ini menjadi bagian juga dari orang atau remaja yang pengin juga mencoba untuk merokok," kata Anggia. 

BACA JUGA: Faisal Basri: Banyak Pabrikan Rokok Asing yang Bayar Tarif Cukai Rendah

Lebih jauh Anggia mengatakan bahwa pidato Presiden Joko Widodo alias Jokowi beberapa waktu lalu, juga menyinggung dua hal tentang kesehatan.

Pertama, pencegahan penyakit. Kedua, pola hidup sehat. Selebihnya ada jaminan kesehatan, fasilitas layanan kesehatan dan sebagainya.

Menurut Anggia, isu merokok  maupun masalah rokok ini perlu menjadi entry point ke masyarakat untuk bisa lebih menekankan pentingnya pencegahan penyakit dan pola hidup sehat. 

"Dan negara juga harus mempunyai instrumen yang lebih kreatif untuk bisa memberikan sosialiasi atau penguatan ke masyarakat supaya bisa bergaya hidup sehat salah satunya tidak merokok," kata Anggia.

Dia mengaku sangat senang ketika pemerintah menaikkan harga cukai rokok sampai 23 persen. Menurut dia, kebijakan itu perlu diapresiasi.

Namun, kata dia, masih banyak hal yang harus ditekankan lagi, terutama pencegahan penyakit dan pola hidup sehat.

"Kalau (merokok) sudah menjadi behavior, sulit sekali dicegah," jelas Anggia.  (boy/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler