JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Mendagri Gamawan Fauzi, di gedung kemendagri, Jakarta, Senin (6/5).
MoU terkait pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Data Kependudukan, dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Darmin menyatakan, untuk tahap awal data dimaksud akan digunakan oleh BI. Tidak tertutup kemungkinan, nantinya seluruh bank juga akan menggunakan data tersebut.
Dikatakan Darmin, berdasarkan hasil survei Bank Dunia, hampir separoh orang dewasa di Indonesia pernah berurusan dengan perbankan. Namun diakui, satu warga negara bisa membuka rekening lebih dari satu, yang akurasi data kependudukannya belum bisa terdeksi dengan baik.
Dengan kata lain, BI belum bisa mendekteksi pembukaan rekening-rekening dengan identitas palsu alias bodong.
"Bikin 30 rekening pun, tidak bisa dideteksi. Nah, dengan demikian kita perlu identitas yang unik (seperti yang terdata di e-KTP, red), sehingga transaksi, pinjam-meminjam, simpan-menyimpan, didasari oleh identitas yang tidak bisa dimain-mainkan," ujar Darmin.
Deputi Direktur Departemen Perencanan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Andiwiana, menambahkan, pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat mendukung program-program Bank Indonesia. Antara lain untuk pengefektian sistem informasi debitur, daftar hitam nasional, serta dalam rangka menerapkan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
"Dalam hal ini e-KTP dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan verifikasi identitas nasabah," ujar Andiwiana di tempat yang sama.
BI menurutnya membutuhkan data nasabah secara akurat, dan data kependudukan nasional tersebut ada di Kemendagri. "Hal inilah yang menyebabkan pentingnya kerjasama BI dan Kementrian Dalam Negeri," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri Gamawan Fauzi pamer keunggulan e-KTP. Dengan simulasi, beberapa pejabat yang hadir di acara itu, cukup menempelkan sidik jari ke card reader, identitas pemegang e-KTP langsung terbaca.
Gamawan juga membeber beberapa warga sebagai sampel, yang gagal melakukan pemalsuan identitas saat pembuatan e-KTP lebih dari satu kali. (sam/gir/jpnn)
MoU terkait pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Data Kependudukan, dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Darmin menyatakan, untuk tahap awal data dimaksud akan digunakan oleh BI. Tidak tertutup kemungkinan, nantinya seluruh bank juga akan menggunakan data tersebut.
Dikatakan Darmin, berdasarkan hasil survei Bank Dunia, hampir separoh orang dewasa di Indonesia pernah berurusan dengan perbankan. Namun diakui, satu warga negara bisa membuka rekening lebih dari satu, yang akurasi data kependudukannya belum bisa terdeksi dengan baik.
Dengan kata lain, BI belum bisa mendekteksi pembukaan rekening-rekening dengan identitas palsu alias bodong.
"Bikin 30 rekening pun, tidak bisa dideteksi. Nah, dengan demikian kita perlu identitas yang unik (seperti yang terdata di e-KTP, red), sehingga transaksi, pinjam-meminjam, simpan-menyimpan, didasari oleh identitas yang tidak bisa dimain-mainkan," ujar Darmin.
Deputi Direktur Departemen Perencanan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Andiwiana, menambahkan, pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat mendukung program-program Bank Indonesia. Antara lain untuk pengefektian sistem informasi debitur, daftar hitam nasional, serta dalam rangka menerapkan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
"Dalam hal ini e-KTP dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan verifikasi identitas nasabah," ujar Andiwiana di tempat yang sama.
BI menurutnya membutuhkan data nasabah secara akurat, dan data kependudukan nasional tersebut ada di Kemendagri. "Hal inilah yang menyebabkan pentingnya kerjasama BI dan Kementrian Dalam Negeri," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri Gamawan Fauzi pamer keunggulan e-KTP. Dengan simulasi, beberapa pejabat yang hadir di acara itu, cukup menempelkan sidik jari ke card reader, identitas pemegang e-KTP langsung terbaca.
Gamawan juga membeber beberapa warga sebagai sampel, yang gagal melakukan pemalsuan identitas saat pembuatan e-KTP lebih dari satu kali. (sam/gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Sidak Kereta Baru Buatan PT Inka
Redaktur : Tim Redaksi