Cegah Terorisme, TNI-Polri Bakal Menyusuri Gunung...

Selasa, 04 April 2017 – 15:27 WIB
Prajurit TNI. ILUSTRASI. FOTO: Dok. JPNN.com

jpnn.com, TERNATE - Badan Intelijen Negara Daerah Maluku Utara terus memantau kedatangan warga luar Maluku Utara (Malut) ke Malut.

Gubernur Malut, KH Abdul Gani Kasuba mengungkapkan hal itu usai mengikuti rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Malut di ruang rapat utama Polda Malut, Senin (3/4).

BACA JUGA: 63 Prajurit TNI Naik Pangkat Saat Bertugas di Sudan

Gani mengatakan, Badan Intelijen Negara daerah Malut terus menelusuri warga yang masuk ke Malut khususnya di pulau Halmahera jelang munculnya isu Halmahera dijadikan basis teroris.

“Saya tidak lihat perjalanan orang luar Malut ke Malut, tapi pergerakan mereka terpantau terus oleh tim intelijen. Apalagi Malut ini berbatasan dengan Filipina, Sulawesi dan lainnya, jadi bisa saja mereka (teroris) lari ke Malut,” kata Gubernur.

BACA JUGA: Anak Buah Terlihat Malas, Kapolres Ngamuk

Gani menambahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut terus bekerja sama dengan pihak keamanan dalam mengantisipasi masuknya warga asing ke Malut.

“Jadi saya minta kepala desa dan perangkatnya untuk melapor dan mengecek masuknya orang luar. Karena mungkin kami tidak tahu kalau diam-diam mereka membangun basis di desa ataupun di perkebunan,” tuturnya.

BACA JUGA: Panglima Mutasi 47 Perwira Tinggi TNI

Sementara Kapolda Malut Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto mengatakan Polda selalu bekerja sama dengan Koram 152 Babullah dan BIN Daerah Malut dalam memantau perkembangan serta pergerakan di Halmahera.

“Setelah ini saya bersama Damrem akan merangcang patroli gabungan antara Brimob dan TNI ke hutan dan pergunungan di Halmahera,” tuturnya.

Terkait antisipasi masuknya orang asing ke Malut, TNI Polri dan Pemda akan mengoptimalkan peran dari Babinkamtibmas, Babinsa serta lurah ataupun kepala desa di masing-masing tempat. “Pendatang-pendatang itu harus wajib lapor ke RT, RW atau lurah dan kepala desa sehingga semuanya bisa terpantau. Sekarang kami dan TNI sudah mulai operasi gabungan,” ungkap Kapolda.

Jenderal bintang satu itu berharap, masyarakat Malut yang masih menyimpan senjata api pasca kerusuhan beberapa tahun silam agar diserahkan ke aparat desa atau aparat keamanan terdekat. “Sejauh ini kami sudah menerima 5 senjata di Halmahera,” akunya.

Sementara, Danrem 152 Babullah, Kolonel (Inf) Sachono menungkapkan, hingga kini pihaknya belum mendeteksi lokasi-lokasi yang bakal dijadikan sebagai basis pelatihan kelompok teroris. Namun begitu, Sachono mengaku, berdasarkan catatan masa lampau, masuknya kelompok radikal tersebut melalui Halmahera Utara (Halut).

“Kalau dilihat dari sejarah, mereka itu masuknya lewat Halut. Jadi diindikasikan kemungkinan titik rawan berada di Halut,” terangnya.

Mengantisipasi hal tersebut, Danrem menyatakan, akan diperkuat dengan latihan bersama antata TNI Polri. “Kami akan latihan bersama, termasuk TNI AL untuk antisipasi kemungkinan mana saja yang akan dijadikan basis latihan mereka. Termasuk bila ada ancaman dari luar itu kita sudah bisa mengetahui dan sudah bisa antisipasi,” tukasnya.

Sahcono menyatakan, dalam waktu dekat, pihaknya bersam Polda akan meninjau langsung menelusuri lokasi pegunungan dan hutan di Halmahera. “Saya sudah koordinasi dengan Kapolda, waktu dekat akan kami telusuri gunung dan hutan di Halmahera untuk mengetahui kemungkinan lokasi mereka,” terangnya.

Perwira TNI tiga bunga itu menambahkan, penjagaan pengamanan tidak hanya dilakukan di darat saja, melainkan juga dilakukan di laut.“Kami bersama TNI AL juga selalu bersinergi, TNI AL juga selalu melakukan penjagaan di laut, apa lagi di daerah perbatasan seperti Morotai,” pungkasnya.(tr-04/jfr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cat Kendaraan Dinas Sudah Pudar Dapat Teguran


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
TNI   Polri   terorisme  

Terpopuler