jpnn.com, JAKARTA - Dua petisi muncul menuntut penundaan masuk sekolah selama pandemi virus Corona (COVID-19) di laman change.org. Total pendukung kedua petisi tersebut sudah melewati 100 ribu lebih tanda tangan.
Petisi pertama diinisiasi Hana Handoko, seorang ibu yang khawatir akan keselamatan anaknya. Lewat petisi di www.change.org/TundaAjaranBaru, Hana menjelaskan alasan kenapa harus menunda ajaran baru.
BACA JUGA: Soal Pembukaan Sekolah, Fahira Idris: Selama Belum Aman Jangan Coba-coba
Antara lain, kasus di Perancis. Setelah negara tersebut membuka kembali sekolah pada 11 Mei lalu, 70 siswa tingkat TK dan SD terpapar covid19. Prancis akhirnya kembali memberlakukan lockdown pada 18 Mei.
Contoh lain, di Finlandia juga terdapat 17 siswa dan 4 orang guru yang terpapar Covid-19 ketika sekolah dibuka kembali. Padahal sebelum dibuka, pemerintah sudah memastikan sekolah dalam kondisi aman dengan penyemprotan disinfektan.
BACA JUGA: 5 Skenario Sekolah di Masa New Normal, Nomor 4 Humanistis Banget
Watiek Ideo juga menuntut hal yang sama. Ia seorang ibu yang mempunyai anak masih duduk di SD. Watiek juga dikenal sebagai ibu yang mendedikasikan waktunya untuk menulis cerita anak-anak.
Lewat petisi www.change.org/TundaMasukSekolah, Watiek menjelaskan alasan mengapa sekolah harus ditunda.
BACA JUGA: Sentil Jokowi Soal New Normal, Pernyataan Politikus Demokrat Ini Sungguh Menohok
"Bagaimana membuat anak-anak bisa memakai masker di sepanjang waktu di sekolah," katanya.
Alasan lain, Watiek menyinggung soal keyakinan para orang tua, bahwa anak-anak tidak akan mengucek mata atau memegang hidung dan mulut selama di sekolah.
“Bisakah anak-anak tetap menjaga jarak minimal 1.5 meter bahkan saat jam istirahat dan pulang sekolah," katanya.
Menurut Watiek, menjalankan protokol kesehatan di sekolah perlu persiapan yang matang baik dari segi fasilitas sekolah hingga edukasi ke orang tua, guru, dan para siswa.
Dia khawatir para guru tidak siap melakukan dua tugas sekaligus, yakni mengajar dan memastikan anak-anak menjalankan protokol kesehatan.
“Untuk itu, saya mengajak semua untuk menandatangani petisi 'tunda masuk sekolah selama pandemi demi melindungi anak-anak dan keluarga dari persebaran Covid19',"
Watiek berharap pemerintah tetap menggunakan sistem belajar #dirumahaja secara online, sebelum vaksin Covid-19 ditemukan.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang