BANDUNG- Adanya ancaman virus flu burung jenis baru yakni H7N9, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat berencana membentuk Unit Respon Cepat (URC). Hal teresbut dikemukakan Kepala Dinas Peternakan Jabar, Koesmayadi T. Padmadinata. “Meski di Jabar belum ditemukan virus H7N9, tapi untuk antisipasi dini pihaknya tetap harus membuat langkah pencegahan," ujarnya.
Menurut Koesmayadi, URC yang terdiri dari para petugas Dinas Peternakan dan masyarakat itu, nantinya bertugas melakukan deteksi dini terhadap unggas yang ditemukan tertular flu burung. “Langkah pencegahan ini agar virus tidak menyebar ke daerah lain dengan cara vaksinasi flu burung pada unggas,” ujarnya.
Koesmayadi menghimbau kepada masyarakat para peternak unggas untuk melakukan antisipasi dini penularan virus flu burung saat musim pancaroba seperti saat ini. “Saat pancaroba akan terjadi migrasi burung besar-besar yang melewati Indonesia, termasuk Jabar, tidak menutup kemungkinan virus flu burung jenis baru itu terbawa oleh burung yang migran, ini sulit dideteksi,” tuturnya.
Koesmayadi mengatakan, selain membentuk URC,untuk mengantisipasi penyebaran flu burung para peternak juga harus melakukan antisipasi, berupa vaksinasi. “Kita sudah menyiapkan stok vaksin H5N1 cukup banyak mencapai 400 ribu dosis. Vaksin H5N1 bisa dipakai meski terjadi mutasi virus hingga memunculkan jenis baru H7N9,” katanya.(jbr)
Menurut Koesmayadi, URC yang terdiri dari para petugas Dinas Peternakan dan masyarakat itu, nantinya bertugas melakukan deteksi dini terhadap unggas yang ditemukan tertular flu burung. “Langkah pencegahan ini agar virus tidak menyebar ke daerah lain dengan cara vaksinasi flu burung pada unggas,” ujarnya.
Koesmayadi menghimbau kepada masyarakat para peternak unggas untuk melakukan antisipasi dini penularan virus flu burung saat musim pancaroba seperti saat ini. “Saat pancaroba akan terjadi migrasi burung besar-besar yang melewati Indonesia, termasuk Jabar, tidak menutup kemungkinan virus flu burung jenis baru itu terbawa oleh burung yang migran, ini sulit dideteksi,” tuturnya.
Koesmayadi mengatakan, selain membentuk URC,untuk mengantisipasi penyebaran flu burung para peternak juga harus melakukan antisipasi, berupa vaksinasi. “Kita sudah menyiapkan stok vaksin H5N1 cukup banyak mencapai 400 ribu dosis. Vaksin H5N1 bisa dipakai meski terjadi mutasi virus hingga memunculkan jenis baru H7N9,” katanya.(jbr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Personil Polri-TNI Amankan Pelantikan Bupati Asel
Redaktur : Tim Redaksi