Celaka jika tak Menyebarkan ke Grup-grup Pertemanan? Ah…

Kamis, 06 Juli 2017 – 06:10 WIB
Tidak menulis amin atau share atau like tidak berpengaruh celaka atau tidak. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Mungkin Anda pernah membaca cerita dramatis yang membuat miris dan kadang hingga menangis, yang banyak bermunculan di dinding media sosial, grup WhatsApp, maupun BlackBerry Messenger (BBM).

Cerita itu selalu disajikan dengan judul menggoda. Membuat siapa pun tertarik untuk membacanya.

BACA JUGA: Ternyata Sering Main Instagram Bisa Merusak Mental

Biasanya, narasi selalu diakhiri dengan permintaan untuk membubuhkan like, menuliskan kata ”amin”, serta menyebarkannya kepada semua kontak dan pertemanan yang dimiliki.

Pembuat cerita itu juga memasukkan ancaman. Jika tidak melakukan salah satu di antara tiga hal tersebut, siapa pun yang membacanya didoakan celaka atau bisa mengalami nasib serupa.

BACA JUGA: Ditangkap di Kamar Hotel, Tika: Terpaksa, Sekarang Kerja Susah

Akibatnya, cerita itu cepat tersebar. Ada yang mem-posting ulang, menyebarkannya ke grup-grup, maupun menyiarkan secara pribadi dari nomor ke nomor.

Diduga kuat, itu terjadi karena takut celaka lantaran telanjur membaca cerita tersebut.

BACA JUGA: Ariel Tatum Bukan yang Pertama, Dua Seleb Ini Lebih Dulu Pensiun Medsos

KH Agoes Ali Masyhuri, pengasuh Ponpes Bumi Sholawat, Sidoarjo, mengatakan, doa harus baik. Tidak boleh mendoakan agar celaka.

”Tidak menulis amin atau share atau like tidak berpengaruh celaka atau tidak. Itu jelas tidak benar,” tegasnya.

Pendapat senada datang dari Sekretaris PW NU Jatim Prof Akh Muzakki. Guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, tersebut mengatakan, sekarang sedang melanda sikap tidak bijak teknologi.

Akibatnya, setiap yang datang dianggap sebagai kebenaran. Padahal, belum ada proses check dan recheck.

Akibatnya, ketika ada berita yang menyangkut keyakinan dan nasib hidup, pembaca gampang terpengaruh dan merasa wajib untuk menuruti permintaan penulis cerita.

Kalangan teknologi informasi (TI) menyebutkan, cerita itu bertujuan mendulang responden terhadap akun tertentu.

Akun dengan banyak pemerhati tersebut kemudian dijual. Semakin banyak responden, semakin mahal. (eko/gun/c11/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cantiknya Kembaran Titi DJ


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler