CEO PSM: Keamanan Diperketat, Persija Tetap Tidak Mau Datang

Senin, 29 Juli 2019 – 13:57 WIB
CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin. Foto: Syahrul Ramadan/JPC/JPNN

jpnn.com, MAKASSAR - Laga antara PSM Makassar melawan Persija Jakarta pada leg kedua final Piala Indonesia 2018/2019 batal digelar di Stadion Andi Mattalatta, Minggu (28/7).

Satu jam sebelum kick-off, panitia pelaksana (panpel) pertandingan mengumumkan bahwa laga Makassar versus Persija harus ditunda.

BACA JUGA: Marc Klok Sesumbar, PSM Makassar Bakal Kalahkan Persija Jakarta di SUGBK

Sebab, Persija menolak bermain. Hal itu membuat 15 ribu suporter yang memadati Stadion Andi Mattalatta kecewa berat.

BACA JUGA: PSSI Putuskan Laga Tunda PSM vs Persija Digelar 6 Agustus

BACA JUGA: Jegal Madura United, PSM Punya Kans Tuntaskan Dendam pada Persija

’’Atas dasar pertimbangan keamanan dan kenyamanan, final leg kedua kami tunda,’’ kata Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria.

Persija memang mendapat perlakukan kurang mengenakkan. Saat para pemain melakoni official training (OT) di Stadion Andi Mattalatta, Sabtu (27/7), bus yang mereka tumpangi dilempari batu oleh oknum suporter PSM.

BACA JUGA: Anggota Rombongan PSM Acungkan Pistol ke Suporter Madura United

Bek Persija Ryuji Utomo bahkan terluka di bagian paha akibat terkena pecahan kaca bus.

Keputusan membatalkan laga itu membuat suporter PSM panas. Manajemen PSM pun langsung turun tangan.

CEO PSM Munafri Arifuddin masuk ke tengah lapangan untuk menenangkan suporter.

’’Kami sudah melakukan koordinasi. Keamanan akan diperketat. Saya jamin tak ada pemain Persija yang akan tergores sedikit pun. Namun, mereka (Persija) tetap tak mau datang,’’ kata pria yang akrab disapa Appi itu. 

Appi memang kecewa. Akan tetapi, dia tetap menghargai keputusan yang dibuat PSSI.

Mengenai laga tunda, PSSI sejatinya menyarankan agar digelar di tempat netral. Namun, manajemen PSM secara tegas menolak.

’’Saya diminta cari venue lain. Saya tidak mau. Kalau leg kedua harus digelar di luar Makassar, PSM tak akan ikut lagi dalam agenda PSSI,’’ tegasnya.

Suporter menjadi yang paling dirugikan dengan penundaan babak final leg kedua Piala Indonesia 2018–2019.

Sebanyak 15 ribu tiket sold-out sejak Rabu lalu (24/7). Harga tiket ekonomi di Stadion Andi Mattalatta adalah Rp 100 ribu.

Dalam laga final kemarin, harganya melambung hingga Rp 175 ribu. Belum lagi suporter yang membeli tiket lewat calo.

Harganya malah cukup mencekik. Saat di Stadion Andi Mattalatta, Jawa Pos sempat ditawari tiket oleh calo. Harganya Rp 800 ribu.

Appi berjanji bakal mengembalikan uang tiket yang sudah dibeli.

’’Tolong disimpan dulu bukti tiket yang ada. Setelah itu, kami akan selesaikan persoalan adiministrasinya. Tidak akan ada yang dirugikan,’’ katanya.

Manajemen Persija merasakan hal serupa. Setelah kejadian pelemparan bus, manajer Persija Ardhy Tjahjoko memang sudah menolak bermain. Persija mau bermain asalkan tanpa penonton.

’’Siapa yang mau jamin keselamatan pemain kami?’’ katanya kepada Jawa Pos.

Karena itu, mereka memilih bertolak ke Jakarta kemarin sore. Padahal, sejatinya mereka dijadwalkan baru pulang Senin (29/7).

Mereka tidak menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Mereka terbang dari pangkalan TNI-AU di Makassar.

Di sisi lain, manajemen Persija juga mempertanyakan keputusan PSSI yang menggelar final dengan format dua leg. Menurut Ardhy, hal itu sangat tidak lazim.

’’Kalau babak penyisihan sih, tidak ada masalah (dua leg). Kalau final, seharusnya single match saja. Kan akhirnya kejadian (rusuh) seperti ini,’’ tambah Ardhy. (gus/c4/tom) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Madura United vs PSM: Saling Jegal Demi Tiket Final


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler