jpnn.com, JAKARTA - Annisa Larasati Pohan menceritakan kenangannya tentang mertuanya yang juga mantan Ibu Negara 2004-2014 Kristiani Herrawati Alias Ani Yudhoyono. Istri Agus Harimurti Yudhoyono itu menyebut Bu Ani sebagai sosok tegar.
Annisa bersama suaminya memang ikut menunggui Memo -begitulah Bu Ani dipanggil oleh orang-orang dekatnya- saat kritis. Seingat Annisa, ibunda Agus Harimurti dan Edhie Baskoro itu tak pernah mengeluh selama menjalani perawatan di National University Hospital (NUH) Singapura.
BACA JUGA: Bu Ani yang Saya Kenal
“Memo sosok ibu yang tegar,” tutur Annisa di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6) usai menghadiri pemakaman Bu Ani. Baca juga: Bu Ani yang Saya Kenal
Menurut Annisa, tak ada pesan khusus dari Bu Ani untuknya. Namun, model dan mantan presenter acara olahraga itu merasa belum maksimal dalam merawat istri Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
BACA JUGA: Bacaan Surah Yasin dari Kapolri dan Kenangan tentang Bu Ani
“Seharusnya bisa lebih maksimal. Memo sosok yang luar biasa,” ujar Annisa dengan suara terisak.
Annisa juga menceritakan saat-saat terakhir Bu Ani. Semula Annisa begitu gelisah begitu mendengar kabar tentang kondisi Bu Ani yang kritis dan masuk ICU.
BACA JUGA: Momen Pak SBY dan Bu Mega Bersalaman di TMP Kalibata
“Saat baca WA grup Mas Agus (AHY) sudah mengabarkan ayo semua merapat. Itu perasaan saya sudah enggak enak banget. Apalagi saya sempat mimpi. Usai bekam saya kelelahan, lalu tertidur,” tutur Annisa.
Baca juga: SBY: Good Bye, Semoga Engkau Hidup Tenang
Dalam tidur itulah Annisa bermimpin tentang Bu Ani. “Dalam tidur saya saya mendengar Memo memanggil saya minta CV Pepo (panggilan untuk SBY, red). Buat apa, kata saya. Kata Memo kan mau pisah, jadi perlu CV,” kenang Annisa.
Saat Annisa tiba di NUH Singapura, kondisi Bu Ani makin drop. “Saat saya sampai sana, sudah sesak napasnya. Perasaan saya makin enggak karuan, enggak lama Memo berpulang,” tutur Annisa sembari menangis.
Menurut Annisa, ada impian atau cita-cita Memo Ani yang belum terwujud. Yang utama adalah keinginan Almarhumah membangun Galeri SBY & Ani di Pacitan.
Bu Ani ingin galeri di kota kelahiran suaminya itu menjadi pusat budaya dan kain-kain tradisional. Annisa menjelaskan, sedianya galeri sebagai persembahan untuk rakyat itu akan menampilkan capaian kinerja SBY selama 10 tahun memimpin Indonesi.
Baca juga: Gandeng Almira dan Airlangga, SBY Antar Bu Ani ke Tempat Peristirahatan Terakhir
Karena Bu Ani wafat, maka anak-anak dan menantunya yang akan mewujudkan impian itu. “Tanahnya sudah ada, namun takdir Allah berkata lain. Itu semua akan diteruskan oleh kami anak-anaknya,” jelas Annisa.(jpc/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati Hadiri Pemakaman Bu Ani, Prabowo Tak Terlihat
Redaktur & Reporter : Antoni