Cerita Deolipa Ditelepon Pejabat Polri, Ada Tugas Merah Putih soal Peristiwa Duren Tiga

Minggu, 14 Agustus 2022 – 10:34 WIB
Sejumlah personel Brimob bersenjata lengkap berjaga di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, Jalan Saguling III, Komplek Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Selasa (9/8/2022). Foto/dok : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan menulis cerita bagaimana Deolipa Yumara bisa menjadi kuasa hukum Bharada E.

Bharada E merupakan tersangka pembunuhan Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7).

BACA JUGA: Mau Tahu Arti Nama Deolipa?

Pengacara nonaktif Bharada E, Deolipa Yumara di Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8). Foto: Aristo/JPNN

Deolipa ditunjuk menjadi kuasa hukum setelah pengacara sebelumnya, Andreas Nahot Silitonga mengundurkan diri pada Sabtu (6/8).

BACA JUGA: 2 Catatan Dahlan tentang Kasus Brigadir J, Satunya Pelecehan Seksual

Melalui tulisan Disway edisi Minggu (14/8), Dahlan menulis Deolipa sudah menjadi pengacara selama 20 tahun.

Dahlan menyebut pria berambut gondrong itu bukan pengacara biasa. Deolipa selalu menyebut dirinya dengan gagah: pengacara Merah Putih.

BACA JUGA: Sebelum Dicopot Jadi Pengacara Bharada E, Deolipa Dapat Pesan Rahasia, Waduh!

"Pentingnya penegakan hukum menjadi darah dagingnya. Sampai juga ke sumsumnya," tulisan Dahlan.

Disebutkan juga bahwa Deolipa sosok yang sangat dekat dengan para pejabat tinggi polisi –khususnya pejabat tinggi yang juga berjiwa Merah Putih.

Dahlan menceritakan Deolipa mendapat pekerjaan membela Bharada E setelah dibangunkan oleh panggilan telepon pada Sabtu (6/8) siang.

"Saya dibangunkan sekitar pukul 14.00," tulisan Dahlan menirukan ucapan Deolipa.

Setelah menjawab telepon, Deolipa menanyakan ada kepentingan apa si penelepon membangunkannya.

Dalam komunikasi itu, si penelepon menyebut ada pekerjaan Merah Putih.

BACA JUGA: Deolipa Ungkap Kode Misterius, Ada TB 1 dan Nenek Naga Geni 12

"Si penelepon adalah pejabat cukup tinggi di Mabes Polri," tulisan Dahlan.

Singkat cerita, pengacara jebolan Universitas Indonesia (UI) itu berangkat ke Mabes Polri.

Sesampai di sana, Deolipa mendapat penjelasan apa yang telah terjadi di Duren Tiga, rumah Irjen Ferdy Sambo.

"Ternyata benar. Ini Merah Putih," tulis Dahlan menirukan ucapan Deolipa yang membatin.

Maksudnya, lanjut Dahlan, ada urusan kebenaran yang harus ditegakkan dalam peristiwa Duren Tiga.

Selain itu, ada pencemaran nama Polri yang harus dibersihkan. Terutama yang membuat kotor itu yang harus dicuci.

Deolipa lantas diantar menemui Bharada E di ruang tahanan. Di situlah ajudan Ferdy Sambo meneken surat kuasa untuk pengacara yang juga seniman itu.

Menurut Dahlan, Deolipa merasa tugas itu pekerjaan Merah Putih. Pemberi tugasnya pun resmi, meski dia lupa menanyakan apakah ada suratnya.

Maka ketika kuasa itu dicabut, Deolipa terlihat sewot dan terpikir mempersoalkan fee.

Deolipa merasa berhak meminta fee sebagai pengacara Bharada E. Sejak surat kuasa ditandatangani sampai dicabut. Jumlahnya tak main-main, Rp 15 triliun.

"Kelihatannya seperti jenaka, tetapi Deolipa serius –dalam arti ada apa surat kuasa dicabut. Sepertinya ada yang menginginkannya dicabut," tulisan Dahlan Iskan (disway/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler