jpnn.com, DENPASAR - The Stones Legian Bali, hotel bintang lima yang berada di bawah Autograph Collection Hotel by Marriott dengan bangga menyampaikan apresiasinya kepada General Manager Franklyn Julius Kocek.
Franklyn pun berbagi cerita tentang kesuksesan yang diraihnya tersebut di The Stone Legian Bali.
BACA JUGA: Sekarang Aktif Meneliti, Begini Cerita Sukses Imam Ammarullah
Dia lantas bercerita mengenai perjalanan kariernya yang luar biasa dan wawasannya tentang kepemimpinan.
Hingga saat ini, Franklyn telah memegang tiga posisi general manager yang bergengsi di Marriott.
BACA JUGA: Mengenal Metta Sundjaja, Sosok inspiratif Di Balik Kesuksesan BuyMe Â
Di usia 29 tahun, Franklyn telah ditunjuk sebagai salah satu general manager termuda dan menjadi awal dari kesuksesan kariernya.
Dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang tulus dan dekat dengan semua kalangan, Franklyn benar-benar mencerminkan filosofi JW Marriott yang mengutamakan manusia.
Salah satu pencapaian kariernya yang paling membanggakan adalah membawa perubahan The Stones Legian Bali dari masa pandemi menjadi salah satu hotel yang sukses dan berkembang pesat.
Tak kalah mengesankan adalah komitmennya membina talenta-talenta lokal, dan mendorong mereka untuk berprestsi secara profesional.
Dalam kehidupan pribadinya, Franklyn mendapat inspirasi dari ibunya yang selalu mendukungnya dalam suka dan duka.
Dalam kareirnya, Franklyn menemukan motivasi dari kata-kata Vice President of Indonesia and Malaysia at Marriott Mr Ramesh Jackson, yakni 'success is never final' yang artinya kesuksesan tidak pernah final, tetapi sesuatu yang terus berlanjut.
Franklyn menuturkan pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam saat berkarier di kancah internasional selama di Qatar pada 2006 lalu.
Dia bekerja dengan tekun untuk menanamkan keramah-tamahan budaya dan tradisi Bali ke dalam lingkup dan lintas budaya internasional.
Dia pun memperkenalkan keragaman dan rasa hormat tersebut kepada semua.
Sebagai General Manager The Stones Legian Bali, Franklyn memiliki tujuan utama guna menjadikan hotel ini sebagai pilihan utama bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk mitra industri, pencari pekerjaan, dan pemilik hotel.
Bicara tetang masa depan, Franklyn menekankan satu hal, yaitu di masa lalu pekerjaan lebih banyak mengandalkan otak, sekarang lebih mengandalkan otak, namun di masa depan lebih mengandalkan hati.
"Dulu, pekerjaan adalah soal otot, sekarang soal otak, namun di masa depan soal hati," kata Franklyn.
Franklyn mengaku salah satu kekhawatirannya, baik dalam kehidupan pribadi maupun karier adalah pesatnya pertumbuhan digitalisasi.
Karena itu, Franklyn sangat menekankan pentingnya menyeimbangkan digitalisasi dengan kebaikan manusia, kerendahan hati, dan interaksi pribadi.
Di luar pekerjaan, Franklyn mendedikasikan waktunya untuk menghargai momen bersama keluarga, menciptakan keseimbangan harmonis antara pekerjaan dan kehidupan keluarga serta olahraga dan refleksi.
Sebagai pecinta kuliner, Franklyn mengaku sangat menikmati Nasi Padang Ayam Bakar Lado, sedangkan kopi hitam dengan gula merah merupakan minuman favoritnya.
Franklyn pun mengundang masyarakat untuk menjelajahi The Stones Legian Bali melalui The Five Sensorial Experiences, yakni Sight, Sound, Smell, Touch and Taste.
Selain itu mengedepankan kerendahan hati, keramahan, dan pengertian yang tepat terhadap audiensi Anda yang tercermin dalam sebuah pepatah Indonesia.
“Seperti padi, semakin berisi maka semakin merunduk," pesannya. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi