Cerita Gubernur Bertemu Pria Kemayu

Minggu, 21 Februari 2016 – 00:11 WIB
LGBT mesra. Foto: ilustrasi/Padang Ekspres/JPG

jpnn.com - PADANG - Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, fenomena lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) sebenarnya mendunia karena sudah terjadi sepanjang sejarah kehidupan manusia. Namun diakui, belakangan LGBT semakin subur dan menyasar kalangan terpelajar.

"Peristiwa LGBT sesuatu yang ada dalam diri masyarakat. Untuk itu perlu pembentengan diri dan keluarga karena LGBT bahaya laten yang sulit dituntaskan," ujarnya, seperti diberitakan Padang Ekspres (Jawa Pos).

BACA JUGA: Kapal Asing Spesialis Penangkap Ikan Tuna Diamankan

Kata Irwan, beberapa teori telah menjelaskan bahwa terjadinya LGBT karena faktor genetis. Ada juga teori yang menyebut karena lingkungan. Akhirnya dia melihat ragam teori tersebur saling berdebat. 

"Sebenarnya, solusi menghindari peristiwa LGBT yang harusnya dicari. Misalnya, menganjurkan orangtua membentuk kepribadian seorang anak sejak dini, seperti seminar hari ini," ujarnya saat menghadiri seminar tentang LGBT di gedung Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LK2S) di Jalan Pramuka, Padang, Sabtu ( 20/2) 

BACA JUGA: Sstt... Ada Jenderal Kuasai Lahan di Batam sampai Investor Kesulitan?

Irwan menceritakan sedikit pengalamannya, tentang laki-laki lemah lembut yang pernah dijumpainya. Karena rasa penasaran, dia berupaya mencari tahu penyebab pria gagah itu menjadi gemulai dalam bersikap. 

"Ternyata yang terjadi, pria itu laki-laki satu-satunya di keluarga. Kakak dan adiknya perempuan. Sedangkan ayahnya telah meninggal saat dia masih kecil," ujar politikus PKS itu.

BACA JUGA: Serunya Tradisi Mesuryak, Warga Bali Rebutan Uang

Kata Irwan, kondisi semacam itu jika tidak dibenahi dengan baik dan sewajarnya bisa saja berdampak buruk. Namun lelaki yang dia temui itu tidak masuk ke dalam kelompok LGBT, melainkan hanya bersikap saja. 

"Tidak semua pria kewanitaan dan wanita kepriaan terjangkit gejala LGBT. Untuk itu perlu cari tahu lebih dalam terlebih dahulu tentang individunya," ujarnya.

Irwan menyakini keluarga yang sakinah mawadah warahmah sangat mempengaruhi kepribadian individu dalam keluarga tersebut. Sebab kebanyakan kejadian LGBT benihnya dari kasus rumah tangga. 

"Ada anak terlalu dekat dengan ibunya karena membenci ayahnya atau sebaliknya, sangatlah tidak baik jika dibiarkan," ujarnya.

Selain itu, kualitas waktu perhatian orangtua kepada anak juga sangat dibutuhkan. Baginya tidak ada guna banyak waktu dengan anak tapi dipenuhi marah-marah yang membuat anak malah semakin tertekan. 

"Meski hanya sebentar bertemu anak, tapi bisa memberikan arahan yang singkat padat dan berkualitas. Anak tentu akan terjauh dari gejala sosial yang tidak baik itu," ujarnya.

Selain itu, Irwan menyarankan kalangan ibu rumah tangga (IRT) yang hadir dalam seminar itu membentengi anaknya dengan pendidikan agama. Sehingga anak memiliki bekal ketika berinteraksi dengan lingkungan. 

"Sekolahkan lah anak kita di tempat yang memiliki pendidikan agama berkualitas, agar anak memiliki benteng ketika mendapat pengaruh sosialnya," ujarnya. (ayu/ 0/cr5/cr3/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Anak Nias Korban Pencabulan Dipindahkan ke Tempat Rahasia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler