Cerita Jokowi Naik Panser Anoa Masuk Danau

Selasa, 17 Januari 2017 – 19:37 WIB
BUKA RAPIM TNI: Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat mencoba kendaraan panser amphibi Anoa 2 6x6 Amphibious, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1). Foto Ukon Furkon/Indopos/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Industri pertahanan Indonesia masih punya potensi tumbuh dan bersaing dengan negara-negara maju.

Kuncinya tidak hanya pada kualitas, namun juga harga.

BACA JUGA: Jokowi: Pemberantasan Pungli Tak Boleh Kendor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal Anoa, panser amphibi terbaru buatan PT Pindad di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, sebelum membuka rapat pimpinan (Rapim) TNI 2017, Senin (16/1).

Panser dengan konfigurasi 6x6 itu dijajal Presiden Jokowi di danau buatan sedalam 3,5 meter yang dimiliki Mabes TNI.

BACA JUGA: Inilah Sosok 2 Srikandi TNI Pembawa Jokowi Masuk Danau

Kendaraan lapis baja tersebut dinaiki Presiden bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan tiga Kepala Staf Angkatan.

’’Tadi semuanya juga ikut, deg-degan,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Presiden Naik Panser Dikemudikan 2 Prajurit Cantik

Bagi Presiden, kualitas produk industri pertahanan Indonesia tidak perlu diragukan.

Hanya saja, agar mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain perlu upaya yang lebih besar dari sekadar kualitas.

’’Perlu dilihat pembiayaan produksi. Kalau cost-nya bisa ditekan, produk itu kompetitif di pasar,’’ lanjut mantan wali kota Solo itu.

Dia mengingatkan bahwa produk industri pertahanan tidak seharusnya hanya menyasar pasar dalam negeri.

Industri pertahanan Indonesia harus lebih berani merambah negara-negara lain. Sebab, tidak semua negara punya industri pertahanan yang mumpuni.

Lihat: Presiden Naik Panser Dikemudikan 2 Prajurit Cantik

Itu merupakan kunci untuk membesarkan industri pertahanan di Indonesia. Selama ini, sejumlah produk industri pertahanan Indonesia sudah digunakan di beberapa negara.

Panser Anoa laris dipesan negara-negara timur tengah seperti Oman dan Afghanistan.

PBB pun sudah membeli sejumlah panser Indonesia untuk ditempatkan di Lebanon.

Alutsista lain yang cukup laris adalah senapan serbu (SS) dalam berbagai varian.

Selain lebih ringan dan desainnya ergonomis, SS juga minim entakan saat memuntahkan peluru dan pengoperasiannya lebih mudah.

Senjata jenis SS juga menjadi andalan Indonesia saat berlaga di kejuaraan menembak militer internasional.

Lihat: Inilah Sosok 2 Srikandi TNI Pembawa Jokowi Masuk Danau

Sementara itu saat membuka rapim, Presiden meminta TNI lebih cepat mengantisipasi semua perubahan, terutama yang bersifat global.

Meskipun kondisi ekonomi dunia sedang lesu saat ini, namun perubahan terus bergulir di berbagai sektor.

’’Misalnya kebijakan di Amerika Serikat yang nanti akan banyak berubah setelah presiden terpilih Donald Trump sebentar lagi dilantik,’’ tutur Jokowi.

(byu/jpg/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudik 2017, Tol Jakarta-Semarang Sudah Siap Pakai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler