Cerita Korban Longsor Brebres, Kematian Terasa Begitu Dekat

Sabtu, 24 Februari 2018 – 00:35 WIB
Mulyono, salah satu warga yang berhasil selamat saat terjadinya longsor bukit Lio Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem mendapat perawatan di Puskesmas Bentar. TEGUH SUPRIYANTO/RADAR BREBES/JPNN.com

jpnn.com - Bencana tanah longsor di Brebes, Jateng, sungguh mengerikan. Mulyono selamat setelah berpegangan erat ke pelepah kelapa saat terseret lumpur longsor.

TEGUH SUPRIANTO, Brebes

BACA JUGA: Intensifkan Pencarian Korban Longsor Brebes

SUARA dentuman itu mengagetkan Mulyono. Apalagi diikuti pergerakan tanah yang begitu cepat dari atas bukit.

”Seperti suara ledakan, kemudian tanah bercampur air turun dengan cepat menyapu tempat sekitar saya berada,” tutur pria 57 tahun itu kepada Radar Tegal (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Detik-Detik Mulyono Lolos dari Maut Longsor Brebes

Kamis pagi (22/2) Mulyono tengah berada di blok Pasirpanjang Lama. Di bawah Bukit Lio di Desa Pasirpanjang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Dia bermaksud mencari kayu. Dia tak sendirian pagi itu. Ada sejumlah warga desa lainnya, kebanyakan perempuan.

BACA JUGA: 5 Meninggal, 15 Orang Lainnya Diduga Masih Tertimbun

Mereka tengah mengolah lahan sawah. Tidak jauh dari lokasi dia berada yang merupakan bagian bawah dari jalan Provinsi Salem–Banjarharjo.

Menyadari adanya bahaya setelah terdengar dentuman dan pergerakan tanah tadi, Mulyono spontan langsung berusaha berlari menjauh. Namun, upayanya terlambat.

Tubuhnya ikut terseret lumpur longsor meski sudah berusaha menghindar.

”Saat saya lari, tubuh terdorong oleh pelepah pohon kelapa kering yang hanyut terbawa longsor. Karena takut tenggelam, saya berpegangan erat ke pelepah itu,” tuturnya.

Dia sudah tidak dapat lagi mengingat kondisi warga lain. Suami Tarmah itu mengaku pasrah terbawa arus lumpur. Sambil tetap berpegangan pada pelepah pisah.

Kematian terasa begitu dekat. ”Sempat tenggelam sampai sekeliling kelihatan gelap,” ucap Mulyono.

Setelah beberapa saat kemudian, arus mulai terhenti. Mulyono berupaya menuju tepian yang memiliki permukaan lebih tinggi dari tempatnya berada.

”Saya kira dangkal, ternyata sampai hampir tenggelam di situ. Saya nyaris putus asa karena tidak kuat lagi untuk mengangkat tubuh dari lumpur,” imbuhnya.

Namun, keberuntungan masih berpihak kepadanya. Lewat perjuangan keras, Mulyono akhirnya berhasil mencapai dataran lebih tinggi. Di situ dia terbaring sampai ditemukan warga yang melakukan pencarian.

”Saya sempat minum air sawah karena capek sekali,” imbuh Mulyono yang dirawat di Puskesmas Desa Bentar.

Ada lima warga Desa Pasirpanjang yang tak seberuntung Mulyono. Mereka kehilangan nyawa lantaran ditelan longsor. Empat belas warga lainnya mengalami luka-luka.

Kepala Puskesmas Bentar dr Riana Harsana mengatakan, lima korban tewas langsung diambil pihak keluarga setelah dilakukan pendataan seperlunya.

Sementara itu, 14 korban luka menjalani perwatan akibat trauma dan benturan saat longsor berlangsung. Belasan lainnya masih dicari.

”Ada tiga yang dirujuk, yakni ke RSUD Majenang dan RS Orthopaedi Purwokerto. Mereka mengalami luka berat akibat terbentur material longsor dan patah tulang,” jelas Riana.

Bencana kemarin terjadi sekitar pukul 08.00. Hanya setengah jam setelah Mulyono meninggalkan rumah menuju blok Pasirpanjang Lama. Itu memang aktivitas rutin dia tiap hari.

Di puskesmas dia ditemani sang istri Tarmah. Meski masih dalam perawatan, dia mengaku kondisinya baik-baik saja.

Sementara itu, beberapa korban lainnya, menurut Riana, sudah meminta pulang ke rumah masing-masing. Sebab, mereka hanya menderita luka ringan.

”Kita pastikan mereka yang meminta pulang kondisinya sudah stabil, kebayakan masih mengalami trauma pasca kejadian tersebut,” katanya. (pri/ism/JPG/c10/ttg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor Brebes: 11 Orang Diduga Masih Tertimbun Tanah


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler