Cerita Mas Agung Saat Mengantar Jenazah Pasien Covid-19 yang Sudah Ditolak Puluhan Layanan Ambulans

Minggu, 01 Agustus 2021 – 14:19 WIB
Kepala Divisi Media Publikasi dan Pengurus Ambulans MBI Jakarta Agung Sumarna. Screenshot JPNN.com di YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Divisi Media Publikasi dan Pengurus Ambulans MBI Jakarta Agung Sumarna mengalami pengalaman tidak terlupakan saat mengantar jenazah pasien Covid-19.

Cerita itu berawal saat MBI Jakarta yang memiliki dua ambulans, memperoleh banyak permintaan pengantaran jenazah pasien Covid-19.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Peringatan Terbaru dari WHO, Anies Baswedan Ungkap Data, Ada Permintaan untuk Mas Nadiem

Di sisi lain, jumlah pengemudi ambulans di organisasi tersebut baru satu orang dan sedang bertugas mengantar jenazah ke Kediri, Jawa Timur.

Saat pengemudi tengah bertugas, lantas masuk telepon dari seseorang ke kantor MBI Jakarta tentang permintaan pengantaran jenazah.

BACA JUGA: Sungguh Tega, Pengendara Mobil ini Ogah Beri Jalan untuk Ambulans yang Lewat, Lihat Aksinya

Orang tersebut mengeluh kesulitan mengakses layanan ambulans. Sudah 26 layanan menolak permintaan pengantaran jenazah keluarganya.

Sebagai pengurus, Agung pun terketuk membantu. Dia bersama seseorang pengurus MBI Jakarta terjun langsung mengantar jenazah itu.

BACA JUGA: Ada Kabar Organ Tubuh Jenazah Pasien Covid-19 Hilang, Warga Adang Ambulans, Tak Terkendali

"Kami melihatnya kasihan. Kami harus bantu. Perihal lain kami kesampingkan dahulu," cerita Agung saat Bincang Online JPNN.com yang disiarkan di YouTube, Minggu (1/8).

Agung kemudian mengendarai ambulans menuju Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jawa Timur, untuk mengambil jenazah tersebut.

Selanjutnya, pria berkaca mata itu diberitahu pihak keluarga di RSKD Duren Sawit bahwa jenazah perlu diantar ke Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah.

"Kami sudah mulai berpikir panjang karena pengantaran jenazah ke Banyumas itu ke dusun dan masuk gunung," kenang Agung.

Menurutnya, pihak keluarga tidak mendampingi jenazah menuju Banyumas. Sebab, jenazah berstatus pasien terkonfirmasi positif.

"Kami berangkat sendiri. Nah, kami gunakan (Google, red) Maps," ungkap Agung.

Pria berjenggot itu menuturka  jalan menuju rumah duka rupanya terjal dan tidak mulus. Ambulans harus melalui jalan menembus perkampungan dan perbukitan.

"Ini pengalaman menarik karena kami belum pernah melakukan pengantaran jenazah dengan jalan terjal cuma kami paksakan," kata Agung.

Menurut dia, sesampai di lokasi rupanya keluarga jenazah sudah menunggu. Lokasi pemakaman pun telah disiapkan agar jenazah segera dikebumikan.

"Alhamdulillah kami disambut baik dengan apa yang kami kerjakan," beber Agung. (ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler