Cerita Mas Dio Mempertahankan Bisnisnya di Masa Pandemi

Jumat, 12 Maret 2021 – 17:36 WIB
Bos Mie Setan Dio Satya Biguna. Foto: dok. pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Perjuangan pengusaha milenial Dio Satya Biguna di masa pandemi patut diapresiasi. Sebab, dirinya rela menggunakan uang pribadi untuk menggaji para karyawannya.

Bos Mie Setan itu mengaku tak sampai hati memberhentikan karyawannya di masa yang sedang sulit.

BACA JUGA: Belajar Desain Pemasaran Bisnis dengan Canva, Yuk Ikuti Webinarnya!

“Mereka pasti juga punya keluarga yang juga harus dihidupi,'' kata Dio, kepada awak media di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dio mengatakan bahwa hal itu dilakukannya karena kewajiban. Sebagaimana mestinya manusia untuk bertahan hidup. Dalam bertahan hidup, lanjut dia, juga harus bermanfaat bagi sesama.

BACA JUGA: Pengusaha Milenial Ini Beromzet Rp500 Juta Per Bulan, Intip Bisnis yang Digelutinya

''Karena menurut saya, sebagus-bagusnya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain,'' ujar pemilik akun Instagram @diosatya.

Lalu, bagaimana perkembangan bisnisnya sejak pandemi Covid-19 menerjang hampir seluruh dunia termasuk Indonesia?

BACA JUGA: Petani Pengusaha Milenial Ini Raup Omzet Rp 100 Juta Sebulan di Tengah Pandemi COVID-19

"Sejujurnya omzet penjualan merosot di angka 50-60 persen. Namun, di saat gelombang PHK banyak terjadi untuk efisiensi, itu tak sampai terpikirkan oleh saya," sahutnya.

Dalam kondisi sulit itu, Dio Satya justru makin kreatif membuat inovasi baru dengan membuat Mie Setan dalam kemasan frozen (beku).

"Hasil penjualannya itu seluruhnya untuk menggaji karyawanya," beber Dio.

Pengusaha asal Malang itu dikenal sebagai pelopor kuliner mi pedas ini sejak 2011. Saat ini, dia sudah memiliki 28 outlet resmi yang tersebar di kota-kota besar Indonesia.

“Mie Setan itu berawal dari tongkrongan komunitas sepeda fixie, salah satu olahraga favorit saya,” tuturnya.

Selain Mie Setan, pria kelahiran 15 Februari 1993 itu tercatat memiliki beberapa lini bisnis seperti Astep Bistro, Loteng Malang, Diologo Cafe Pasuruan, hingga Gurih Malang. “Semuanya di bawah naungan Enamsembilang Group,” ucapnya.

Menurut Dio, bisnis kuliner yang digelutinya karena terinspirasi dari jajanan kripik yang dikemas dengan level pedas bertingkat.

“Saya bikin outlet pertama di Jalan Bromo, responsnya positif, ramai banget yang suka,” bebernya.

Namun kesuksesan yang digapainya, diraih dengan tidak mudah. Dia rela berhenti kuliah demi fokus mengembangkan Mie Setan.

Pengorbanan Dio tak sia-sia. Dia bisa mengembangkan bisnis tersebut dan menghidupi 800 lebih karyawan.

Dia mengungkapkan bahwa langkah kecil setiap orang sangat menentukan. Terpenting dari semua hal, kata dia, berani mencoba dan terus belajar.

“Soal untung rugi adalah hasil akhir, yang penting yakin,” ujarnya.

Agar sukses dalam berbisnis, lanjut Dio, yang penting juga adalah melakukan riset mendalam sebelum memulai usaha. "Mulai dari riset lokasi, segmentasi pasar dan lain sebagainya," jelasnya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler