Petani Pengusaha Milenial Ini Raup Omzet Rp 100 Juta Sebulan di Tengah Pandemi COVID-19

Minggu, 12 April 2020 – 11:49 WIB
Petani pengusaha milenial Mas Tyo. Foto: Humas BPPSDM Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan pertanian pada generasi milenial yang berani menjadi petani atau mendirikan startup pertanian

Dibuktikan oleh Agitya Kristantoko, biasa dipanggil Mas Tyo, anak muda yang punya komitmen dan konsistensi menetapkan bidang pertanian menjadi pekerjaannya. Semangat dan keuletannya di sektor pertanian khususnya olahan makanan ringan bahan dasar singkong telah berhasil.

BACA JUGA: Kementan Berikan Subsidi Distribusi Pangan dari Daerah Surplus ke Daerah Minus

Sebelumnya Mas Tyo sebagai Alumni peserta sertifikasi kompetensi bidang Pengolahan Hasil Pertanian tersebut saat ini sudah menjadi Asesor Kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian,Kementerian Pertanian.

Pemilik “Omah Menyok” Gading dan tempat pelatihan sekaligus Agrowisata Edukasi Kuliner Omah Menyok, hingga saat ini telah memproduksi 155 jenis olahan hasil dari singkong, seperti rengginang singkong, kripik singkong dan olahan makanan ringan lainnya dengan packaging yang cukup menarik.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Beras Wilayah Banten Aman Hingga Agustus 2020

Mas Tyo memberi merk dagang camilan singkongnya “Gading” yang sudah dipatenkan di Kemenkumham dan dipasarkan di gallery produk olahannya, toko swalayan terkenal, pusat perbelanjaan dan market place seperti Bukalapak dan Shopee.

Tak hanya itu, bersama sang Ibu Kristianingsih yang juga Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Gading, sejak tahun 2004 sd 2018 Mas Tyo telah menyabet 11 penghargaan baik penghargaan individu maupun lembaga di bidang pertanian baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun tingkat Nasional. Bahkan Mas Tyo juga menjadi salah satu dari Duta Petani Milenial yang akan dikukuhkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) pada Senin (13/4) mendatang.

BACA JUGA: Jurus Kementan Genjot Produksi Pertanian dengan Irigasi Perpipaan

Dari usaha dan lembaga edukasi yang dimilikinya telah menghasilkan omzet sekitar sekitar Rp.75 - 100 Juta/bulan. Bagi Mas Tyo omzet sebesar itu belum seberapa dibandingkan kepuasan batin apabila saat memberikan pendampingan, pelatihan dan bimbingan kepada petani, kelompok wanita tani, mahasiswa, siswa sekolah dan masyarakat lainnya mampu menghasilkan peserta pelatihan yang berkualitas dan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Khususnya kepada generasi muda yang mau turun ke sektor usaha pertanian.

“Saat ini gerenasi muda di sektor pertanian sudah mulai bertumbuh dan semakin banyak meskipun kita tahu di era milenial seperti ini, sektor ekonomi kreatif lebih banyak dipilih sebagai opsi oleh generasi muda daripada di sektor pertanian. Hal itu wajar, karena pola pikir masyarakat kita terhadap kata "petani" atau "pertanian" masih terbatas pada pertanian konvensional, padahal melalui inovasi di bidang pertanian dan juga pertanian kreatif yang lain masih belum banyak di-explore sehingga sedikit dari generasi muda yang berani bercita-cita untuk menjadi petani. Sedemikian juga orang tua mereka yang akan lebih merekomendasikan untuk bercita-cita menjadi Pegawai”,ungkapnya.

Mas Tyo menambahkan, masih sangat banyak peluang yang bisa dikembangkan dalam bidang pertanian. “Saya juga berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi petani. Bukankan orang terkaya di Indonesia juga menekuni bidang pertanian, seperti tembakau. Lalu, kenapa harus ragu untuk terjun dalam sektor pertanian?,” kata Mas Tyo

Menyikapi pandemi Covid-19 yang melanda dunia, semua bidang usaha pada umumnya dan bidang usaha pertanian khusunya, "dipaksa" untuk masuk dan lebih mendalami era revolusi industri 4.0 di mana segala sesuatu tidak lagi konvesional namun sekarang semua bisa dimanfaatkan melalui digital. Sehingga adanya pandemi covid 19 ini pengusaha bidang pertanian tetap bisa meraup omzet yang tinggi bahkan bisa menjadi berkali lipat.

Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi meminta ditengah mewabahnya covid 19, petani pengusaha milenial harus mampu memanfaatkan peluang ini. “Menghadapi pandemi covid-19, penduduk Indonesia akan banyak mengkonsumsi produk dalam negeri dan olahan yang sehat. Seperti contohnya komoditas bawang dan produk olahan pangan lainnya. Peluang ini harus bisa dimanfaatkan oleh petani pengusaha milenial," ujar Dedi.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler