Cerita Muzani soal Komunikasi Prabowo dan Megawati Sehingga Bamsoet Terpilih Secara Aklamasi

Jumat, 04 Oktober 2019 – 01:31 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama dua wakilnya, Ahmad Muzani (kiri) dan Ahmad Basarah (kanan) dalam sidang paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/10) malam. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Legislator Partai Golkar Bambang Soesatyo terpilih secara aklamasi sebagai ketua MPR periode 2019 – 2024 dalam sidang paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/10) malam.

Partai Gerindra yang semula mengusung sekretaris jenderalnya, Ahmad Muzani sebagai pesaing Bambang di bursa calon ketua MPR, akhirnya memilih mendukung politikus yang beken disapa dengan panggilan Bamsoet itu.

BACA JUGA: Bamsoet Terpilih Secara Aklamasi Jadi Ketua MPR

Sidang Paripurna MPR yang dipimpin oleh Abdul Wahab Dalimunthe dan Hillary Brigitta Lasut selaku pimpinan sementara itu sempat diskors satu kali untuk memberikan waktu bagi Partai Gerindra bermusyawarah. Ahmad Muzani mengungkapkan, ada komunikasi antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri pada detik-detik terakhir menjelang pengambilan keputusan untuk memilih ketua MPR.

Menurut Muzani, dalam komunikasi itu Prabowo sempat meminta kepada ketua umum PDI Perjuangan tersebut agar menyetujui jabatan ketua MPR diserahkan ke Gerindra. Hanya saja, permintaan Prabowo sulit direalisasikan.

BACA JUGA: Pimpin MPR, Bamsoet Langsung Suarakan Aspirasi DPD ke DPR

“Pak Prabowo minta kepada Ibu Mega agar (jabatan ketua MPR, red) diberikan kepada Gerindra. Ibu Mega terus terang agak sulit untuk menolak permintaan Pak Prabowo, tetapi bagaimana cara menerima ini karena proses sudah berlangsung,” tutur Muzani.

Mantan wartawan itu menjelaskan, Megawati lantas memohon pengertian Prabowo agar pengisian jabatan ketua MPR tetap bisa dilakukan secara musyawarah mufakat. "Meskipun Ibu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini kepada Pak Prabowo, kemudian Gerindra sebagai partai yang mandiri,” ungkapnya.

Muzani juga mengaku dipanggil Prabowo. Menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu menanyakan tentang peta dukungan fraksi-fraksi dalam penetapan calon ketua MPR.

Selanjutnya, Muzani melaporkan hasil pembicaraan dan lobinya dengan berbagai pihak kepada Prabowo. Ternyata mantan Panglima Kostrad itu memerintahkan Muzani menghentikan pencalonannya.

“Saya bicara juga hasil pembicaraan dengan Pak Amien Rais, dengan Zulkifli Hasan, dengan PKS, Demokrat melalui sekjen. Akhirnya beliau ambil keputusan, ini kepentingan yang lebih besar, ‘ya sudah kamu tidak usah meneruskan pencalonan’,” kata Muzani menceritakan komunikasinya dengan Prabowo.

Lebih lanjut Muzani mengatakan, Prabowo  tidak hanya berkomunikasi dengan Megawati, tetapi juga menghubungi tokoh-tokoh dari partai lain yang menginginkan pengisian jabatan ketua MPR dilakukan secara musyawarah. “Pak Prabowo ingin MPR tidak terkungkung dengan kepentingan pemilihan ketua,” ucapnya.

Akhirnya Partai Gerindra sepakat dengan pemilihan secara musyawarah mufakat sekaligus memberikan dukungan kepada Bamsoet. Meski demikian Muzani menegaskan, keputusan partainya bukan karena Prabowo menyerah.

“Ini bukan berarti Prabowo menyerah. Bagi Gerindra, MPR adalah alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan. Kami harus memandang ini sebagai cara untuk mencapai tujuan. Beliau harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang bisa kami raih,” pungkas Muzani.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler