Cerita Rani, LC Karaoke di Bandung, 4 Bulan Tak Ada Pemasukan

Selasa, 04 Agustus 2020 – 08:13 WIB
Para LC karaoke dan pekerja hiburan malam di Bandung berunjuk rasa di Balai Kota Bandung. Foto: Taofik Achmad Hidayat/Radar Bandung

jpnn.com, BANDUNG - Rani, seorang pemandu lagu atau ladies companion alias LC karaoke di Kota Bandung, mengeluh sudah nyaris empat bulan ia kehilangan mata pencarian.

Rani merupakan satu dari sekian banyak pekerja tempat hiburan malam di Kota Bandung yang berunjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Senin (3/8).

BACA JUGA: Pemkot Bandung Didatangi Wanita-wanita Cantik, dari Tempat Spa Sampai Karaoke

Mereka yang bekerja di antaranya di tempat spa, karaoke dan lokasi hiburan lainnya itu menuntut Pemkot Bandung segera menerbitkan izin buka bagi sektor hiburan malam.

“Bukan kami tidak takut Covid-19, tetapi kami lebih takut keluarga kami kelaparan,” bunyi salah satu tulisan baliho yang dibentangkan dalam aksi damai itu.

BACA JUGA: Merasa Didiskriminasi, Pekerja dan LC Karaoke Gelar Aksi

"Sudah empat bulan tidak kerja, anak butuh makan. Kondisi ini sangat merugikan bagi saya,” ujar Rani seperti dilansir laman Radar Bandung, Senin malam.

Selama pandemi, Rani mengaku, tak ada penghasilan, padahal dia memiliki dua anak usia sekolah dasar yang harus dibiayai.

BACA JUGA: Dua LC Karaoke Pakai Narkoba agar Kuat Goyangannya

"Sekarang tidak ada pemasukan sama sekali, saya punya dua anak. Anak pun masih sekolah,” imbuhnya.

Seperti ratusan kawan sekerjanya, Rani berharap Pemkot Bandung kembali membuka tempat hiburan malam.

“Ini menyangkut keluarga dan keuangan,” tutur Rani.

Ketua Perkumpulan Pegiat Pariwisata Bandung (P3B) Jabar, Rully Panggabean mengatakan, aksi para pekerja hiburan malam bentuk penyampaian aspirasi langsung.

Dia berharap, proses panjang penantian izin operasional tempat hiburan segera selesai. Sehingga para pekerja kembali mendapat penghasilan.

“Ini untuk menyatakan aspirasi, karena prosesnya sudah panjang yang kami lalui. Kami sudah menghadap. Gugus tugas sudah meninjau tempat kami. Kami siap jalankan protokol kesehatan,” tegas Rully.

Dia menyatakan, pandemi menyulitkan para pekerja secara ekonomi.

Karena itu, dia berharap pemkot segera memberi kepastian dan solusi, membuka kembali tempat hiburan malam.

"Kami sudah berkali-kali ke sini, sama Sekda direspon baik. Namun, kami butuh kepastian kapan,” katanya.

Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, Pemkot Bandung masih menimbang pembukaan kembali tempat hiburan malam.

Sebab menurutnya, tempat hiburan malam masih jadi sektor rawan penyebaran Covid-19.

Ema mengatakan, secara umum, pengusaha hiburan malam sudah bisa meyakinkan teknis penerimaan pengunjung sesuai protokol kesehatan.

Namun, masih menjadi kekhawatiran kegiatan di dalam ruangan di tempat hiburan, seperti di tempat karaoke atau spa di mana kontak fisik antara pengunjung dan pegawai sangat mungkin terjadi.

"Kami juga menyadari mungkin mereka empat bulan lebih tidak bekerja, ini jadi bahan pertimbangan kami, antara perspektif ekonomi dan kesehatan,” terangnya. (muh/ysf)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler