Cerita Warga Lombok di Tengah Perang Sudan, Riuh Tembakan di Mana-mana, Rumah Majikan Hancur

Senin, 01 Mei 2023 – 13:45 WIB
Fitri Indrayani (38) warga Kecamatan Sekotong, Lombok Barat saat menceritakan kondisi di Sudan kepada Sekda Provinsi NTB di Bandara Internasional Lombok. Foto: Edi Suryansyah/JPNN.com

jpnn.com, LOMBOK - Suasana haru menyelimuti kepulangan para warga negara indonesia (WNI) yang menjadi korban terdampak perang Sudan di Bandara Internasional Lombok, pada Senin (1/5) pagi tadi. 

Jadwal kepulangan para WNI dibagi menjadi 2 kloter hari ini yaitu pada jam 10:00 WITA sebanyak 4 orang, dan pada jam 15:00 WITA nanti sebanyak 23 orang. 

Salah satunya Fitri Indrayani (38) warga Kecamatan Sekotong, Lombok Barat yang tampak keluar dari Bandara dengan menenteng tasnya. 

Dari arah pintu keluar, Fitri disambut langsung oleh Sekertaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi. Fitri tampak berusaha menahan air matanya. 

Fitri merupakan salah satu pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Sudan.

Dia dipulangkan dari Sudan setelah terjadi konflik antara Tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) di Khartoum, ibu kota Sudan, pada pertengahan April lalu. 

Fitri pun menceritakan kondisi yang mencekam saat peperangan terjadi. Menurutnya, bangunan kokoh rumah majikan tempat dia bekerja bahkan hancur akibat peluru misil. 

"Rumah majikan saya hancur akibat tembakan, pokoknya antara hidup dan mati saat peperangan itu," kata Fitri kepada JPNN.com di Bandara Internasional Lombok. 

Selain suasana yang sangat mencekam, air dan listrik di kota tempat tinggalnya tak berfungsi.

Sedihnya lagi, pada saat hari raya Idulfitri, dia tidak berani keluar rumah karena suara tembakan dari segala arah. 

"Pas lebaran itu paling parah, suara tebakan dari berbagai arah, saya tidak berani keluar rumah," cerita Fitri. 

Dia akhirnya berhasil keluar dari bahaya tersebut setelah mengungsi bersama majikan ke rumah saudaranya. 

Fitri berhasil dievakuasi setelah diantar oleh majikannya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sudan. 

"Majikan saya itu mengungsi ke rumah saudaranya. Jadinya saya ikut, dari sana kemudian saya diantar ke KBRI sama majikan saya," kata Fitri sedih. 

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 27 WNI asal NTB yang menjadi korban terdampak peperangan di Sudan akan dipulangkan hari ini. 

Warga NTB yang dipulangkan terdiri dari mahasiswa dan pekerja migran Indonesia (PMI). 

"Hari ini akan ada 23 orang yang akan dipulangkan dari Jakarta. Kloter pertama 4 orang kedua ada 19 orang," kata Gita saat ditemui di Bandara Internasional Lombok, Senin pagi. 

Keempat warga NTB tersebut di antaranya tiga orang perempuan bernama Wati (40) Kecamatan Utan Sumbawa.

Selain itu, Husniah (42) dari Kecamatan Labuapi dan Fitri Indayani (38) dari Kecamatan Sekotong Lombok Barat. 

Kemudian satu mahasiswa dari Kecamatan Ampenan, Kota Mataram atas nama Ihsan Alwan Maulana (23). 

Menurut Sekda, Pemda NTB sudah melakukan koordinasi dan mengurus proses pemulangan seluruh korban perang senjata Sudan yang sudah berada di Jakarta. 

"KBRI Sudan sudah mengontak tim Perlindungan WNI di Sudan untuk mengurus proses pemulangan warga yang berasal di NTB," ujar Lalu Gita.(mcr38/jpnn)

BACA JUGA: 4 WNI Asal NTB yang Dipulangkan dari Sudan Tiba di Lombok


Redaktur : Natalia
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sudan   WNI   perang sudan   Lombok   KBRI  

Terpopuler