Cermin Kehidupan Suku Bajo di Wakatobi

Rabu, 27 April 2011 – 21:19 WIB
JAKARTA - Kemajemukan budaya dan masyarakat Indonesia terkadang luput dari perhatianAda hal-hal yang semestinya diperhatikan justru terabaikan

BACA JUGA: Julia Perez Dapat Perlakuan Istimewa

Salah satu di antaranya adalah kehidupan masyarakat suku Bajo di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Kearifan lokal dan potret hidup masyarakat Bajo itu, diangkat ke layar lebar dengan judul Mirror Never Lies
Film tersebut dibesut Kamila Andini, putri sutradara kenamaan Garin Nugroho.

Film keluarga tersebut tidak hanya menampilkan kehidupan sehari-hari penduduk suku Bajo, tetapi juga keindahan bawah laut Wakatobi

BACA JUGA: Hamil di Luar Nikah, KD Minta Maaf

Film itu sendiri diproduseri oleh WWF Indonesia, SET Film, dan juga didukung pemda setempat.

The Mirror juga bertabur bintang yang tengah bersinar
Mereka adalah Atiqah Hasiholan dan Reza Rahadian, serta tiga anak penduduk setempat, yakni Gita Novelista, Eko, dan Zainal.

Atiqah berperan sebagai seorang ibu asli Bajo bernama Tayung, yang memiliki seorang anak perempuan bernama Pakis (Gita Novelista)

BACA JUGA: Pengalaman Pertama Nadine jadi Co-Producer

Keluarga kecil itu mendapatkan cobaan, karena orang yang menjadi kepala keluarga tidak kunjung pulang dari melaut dalam waktu yang lamaTidak ada kabar berita.

Kalaupun suami Tayung itu sudah meninggal, tidak pernah ditemukan jasadnyaBangkai sampan pun tidak adaKondisi tersebut bukan sesuatu yang aneh bagi penduduk suku Bajo yang "tinggal" di atas laut.

Mata pencaharian penduduk Bajo memang sebagai nelayan tradisionalMereka mencari ikan di laut dengan peralatan sederhanaSementara laut terkadang bisa berubah menjadi ganasTayung pun bisa memahami kondisi tersebutDia berusaha realistis kalau-kalau suaminya tidak akan pernah pulang lagiMungkin suaminya sudah diterjang ombak dan meninggal.

Tetapi sebaliknya, Pakis, anaknya, belum bisa serealistis sang ibundaPakis tetap meyakini bahwa ayahnya "hanya" hilangBerarti, masih ada kemungkinan ayahnya masih hidup.

Salah satu peninggalan ayahnya itu adalah cerminCermin itulah yang kemudian menjadi seperti barang keramat bagi PakisCermin itu pula yang selalu dia bawa ke dukun kampungSebab, kebiasaan orang Bajo, jika ada anggota keluarga hilang, salah satu media yang digunakan untuk mencari tahu adalah cermin.

Di situlah terjadi pertentangan batin antara Tayung dan anaknyaDi satu sisi Tayung menginginkan Pakis merelakan bapaknya, di sisi lain Tayung harus bekerja sendiri mencari hasil laut demi menafkahi keluarganya.

Dalam film ini, digambarkan bagaimana Tayung dan Pakis - layaknya masyarakat penduduk Bajo - tampak begitu akrab dengan lautScene-scene underwater disajikan secara naturalMisalnya, saat Tayung menyelam mencari bulu babi untuk dijual di pasar, atau ketika Pakis yang memiliki kebiasaan mengapung di permukaan laut untuk menenangkan diri.

Menurut sutradara Kamila Andini, pembuatan film yang sudah menyabet penghargaan internasional dari The Global Film Initiative, San Fransisco, AS, itu memakan waktu lama, yakni tiga tahun"Proses panjangnya lebih ke risetDokumentasi suku Bajo itu sulit ditemukanKami harus beberapa kali datang ke sana langsung," katanya.

"Buku tentang Bajo juga hanya ada beberapaSudah begitu, karena syutingnya dilakukan di sana, kami harus berkompromi dengan kondisi alamSyuting sempat mundur setahunPas syuting pun, terkadang cuacanya tidak memungkinkan, sehingga harus ditunda dulu," tambah Kamila.

"Pernah waktu mau syuting, ada angin puting beliungKebetulan saya ambil gambarnya, dan saya masukkan ke salah satu adegan di film iniJadi, itu bener-bener puting beliung betulan," tutur sutradara muda itu pula.

Film The Mirror Never Lies ini akan dirilis di bioskop pada 5 Mei mendatangMenurut pihak WWF Indonesia, film tersebut telah dipesan oleh beberapa negara, seperti Australia, India, Hongkong, juga MalaysiaJadi, setelah di Indonesia, The Mirror Never Lies pun akan diputar di negara-negara tersebut(jan/ib/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soraya Haque, Jaga Kesehatan dengan Bunga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler