Ceroboh, Permintaan Maaf AS Tidak Cukup

Jumat, 11 Maret 2011 – 19:40 WIB

JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah memikirkan langkah berikutnya setelah mengirimkan nota protes ke AS terkait bocornya data intelejn hingga bisa diuangkap WikileaksLangkah ini dirasa perlu, karena pemberitaan The Age dan Sidney Morning Herald (SMH) yang memuat tentang Presiden SBY dan tokoh penting lainnya dinilai sangat merugikan.

‘’Kita harus mempertanyakan, apakah cukup menyampaikan permintaan maaf saja

BACA JUGA: Korban Tewas Gempa-Tsunami Jepang 32 Orang

Ini rasanya sudah mengganggu kita semua
Apa yang dituduhkan kepada Indonesia, padahal tidak kita lakukan,’’ tegas Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa pada wartawan di Jakarta, Jumat (11/3).

’’Intinya merupakan kecerobohan pemerintah AS yang sekarang harus kita rasakan dampaknya

BACA JUGA: Info Call Center di KBRI Tokyo

Kecerobohan mengelola informasi rahasia yang sebenarnya bukanlah data yang benar,’’ tambah Marty lagi.

Mengenai pernyataan Dubes AS, Scot Marciel yang membantah kebenaran isi dokumen rahasia oleh Wikileaks, dinilai Marty sebagai hal standar yang dilakukan oleh Pemerintah AS
Namun pemerintah Indonesia, tetap akan meminta pertanggungjawaban dari Pemerintah AS akibat beredarnya surat diplomatik AS yang disebut telah bocor ke tangan Wikileaks.

‘’Kita tidak ingin hal ini terulang lagi

BACA JUGA: Di Tokyo, JK dan Rombongan pun Harus Berlarian ke Taman

Apa yang bisa dijaminkan bahwa ini tidak terulang lagi? Sesuatu yang mereka dengar dari obrol-obrol dan digambarkan sebagai suatu kebenaran, itu yang tidak bisa kita terimaSangat-sangat ceroboh sikapnya (AS) dan mereka harus mempertanggungjawabkan,’’ tegas Marty.

Terkait peristiwa ini, belum ada rencana dari Presiden SBY untuk berkomunikasi dengan Presiden AS Barack ObamaNamun Marty memastikan, pihaknya akan mengirimkan nota protes kepada dua media massa Australia yang dinilai sudah memuat berita bohong.

‘’Kita sangat prihatin, karena Australia sangat menjunjung tinggi demokrasi dan profesionalismeKenapa dari media massanya justru terjebak dan tidak memberikan kesempatan pada pihak yang dirugikan untuk menyampaikan pandangannya,’’ sesal Marty.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang MRT Tokyo Panik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler