Cetak Pemain Sekelas Egy Maulana Vikri Cukup Sebegini

Senin, 05 Februari 2018 – 20:45 WIB
Deputi Kemenpora Raden Isnanta (paling kiri) dan Egy Maulana Vikri (dua dari kanan) saat diumumkan rencananya ke Eropa oleh Menpora Imam Nahrawi (tengah). Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Egy Maulana Vikri sedang bersiap menapak karir profesionalnya di Eropa beberapa bulan ke depan.

Tak ada yang menyangka, bakat pemain kidal tersebut bisa berkembang seperti saat ini.

BACA JUGA: Egy Belum Pastikan Bergabung Klub Spanyol atau Prancis

Penanggung jawab sekaligus juru bicara Kemenpora terkait Egy Maulana Vikri, Raden Isnanta, mengakui firasat Egy bakal menjadi pemain yang bagus sudah ada sejak awal pemain tersebut diproyeksikan masuk ke Sekolah Olahraga Ragunan.

"Tapi bisa semoncer sekarang, ini adalah sebuah kebahagiaan dan keberhasilan dari program yang dijalaninya selama ini. Kami bangga dengan dia," katanya, Senin (5/2).

BACA JUGA: Kemenpora Yakin Olahraga Mampu Jaga Produktivitas Pekerja

Egy bukan saja menjadi fenomena di sepak bola Indonesia. Keberhasilannya menjadi pemain terbaik di Toulon Tournament di Prancis, dipanggil ke Timnas U-19 sampai akhirnya menembus skuat Timnas senior di usianya yang ke-17, disyukuri oleh Kemenpora.

Egy termasuk istimewa karena dia masuk ke Ragunan saat masih kelas 1 SMP, di tengah-tengah tahun pelajaran dan langsung dimasukkan ke kelas 2 SMP karena dinilai layak dan bisa bersaing. Sampai saat ini, Egy sudah lima tahun berada di SKO Ragunan.

BACA JUGA: Urusan Rumah Tangga Hambat Langkah Lifter Nasional Jadi CPNS

Lantas, berapa besar biaya yang diberikan untuk melahirkan seorang Egy?

Isnanta menyebut setiap tahun, Ragunan mengalokasikan anggaran Rp 80 juta untuk seorang siswa. Itu mulai dari biaya makan, nutrisi, sampai kebutuhan lain untuk menunjang kebutuhan seorang calon atlet.

"Unit cost-nya rata-rata sama, Rp 80 juta pertahun per anak. Kalau Egy lima tahun. Tinggal kalikan saja, berarti sekitar Rp 400 juta," ungkapnya.

Menurut pria yang juga Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora tersebut, biaya tersebut cukup kecil untuk melahirkan pemain kelas dunia seperti Egy. Dia meminta, yang disorot bukan hanya soal anggaran, tapi juga program di Ragunan.

"Untuk mencetak kelas dunia angka segitu tidaklah besar. Lima tahun kerja keras, dengan program yang tepat ditambah talenta yang bagus, strategi pengembangan yang mapan, akhirnya lahirlah dia," tandas Isnanta. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpora Imam Nahrawi Resmikan Pora Day Care


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler