Cetak SDM Pertanian yang Profesional-Berdaya Saing Lewat Pelatihan Contract Farming

Selasa, 26 April 2022 – 19:47 WIB
Pelatihan contract farming untuk mencetak SDM pertanian yang profesional dan berdaya saing. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Hadir menjawab seluruh tantangan yang ada, program YESS kembali menggelar kegiatan pelatihan bagi pendamping petani dan petani milenial melalui pelatihan ToT Contract Farming.

Kali ini pelatihan ToT Contract Farming bagi staff BDSP, fasilitator muda, dosen, dan guru dilaksanakan di gedung Mahkota Dewa, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Lawang Jawa Timur pada 25-27 April 2022.

BACA JUGA: Pemkot Jaktim Sebut Langkah Kementan Bangun Urban Farming Dianggap Tepat

Menggandeng Tim International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS) IPB, Program YESS terus berupaya untuk menghasilkan petani serta wirausaha pertanian milenial yang profesional, berdaya saing dan memiliki jiwa kewirausahaan serta memiliki kemampuan manajerial yang profesional terkait perjanjian/ kontrak di bidang pertanian dengan perusahaan, lembaga keuangan, dan Lembaga lainnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan banyak sektor usaha yang bisa dikerjakan dan dimanfaatkan dari bidang pertanian.

BACA JUGA: TA Siapkan Alat Kontrasepsi untuk Lelaki yang Mau dengan Mbak SA & YF, Mainnya di Hotel

"Pertanian itu seksi. Peluang-peluang ini yang kita harapkan bisa dimanfaatkan generasi milenial," tuturnya.

Dedi menambahkan generasi milenial juga diharapkan bisa memberikan pembaruan.

"Lewat para milenial, kita berharap lahir inovasi-inovasi untuk mendukung pengembangan serta memaksimalkan pertanian. Adanya pandemi membuat perubahan dalam transaksi pembelian, dimana orang lebih banyak menggunakan jasa e-commerce. Hal ini harus disikapi menjadi peluang baru bagi generasi muda," ungkap Dedi.

Dihadapan 33 orang peserta, Kepala BBPP Ketindan umardi Noor menjelaskan bahwa melalui pelatihan ToT Contract Farming ini diharapkan para peserta tidak hanya mengikuti pelatihan demi mendapatkan apresiasi dalam bentuk sertifikat saja.

"Jangan hanya berpikir mengikuti pelatihan, mendapatkan sertifikat dan selesai. Setelah pelatihan ini kalian semua harus bisa mentransformasikan ilmu dan pengetahuan tersebut kepada calon penerima manfaat program YESS. Hingga mereka mampu menyusun dan melakukan kerja sama kontrak dengan perusahaan, atau Lembaga lain," ujar Sumardi.

Salah seorang narasumber dari IPB Sahara mengatakan manfaat yang akan diperoleh calon penerima manfaat provram YESS setelah mengadakan contract farming, di antaranya ialah terkait pengaksesan permodalan, jaminan kepastian harga dan peninjauan harga yang disepakati oleh para pihak yang terikat kontrak/perjanjian, adanya transfer pengetahuan dan keterampilan, adanya pengenalan teknologi tepat guna dalam budidaya pertaniandan akses distribusi ke pasar yang terjamin.

“Ada macam-macam jenis contract farming yang dikenal dalam masyarakat antara lain; Informal model, Intermediary model, Multipartite model, Centralized model, dan Nucleus estate model,” imbuh Sahara.

Ditemui di tempat berbeda, Inneke Kusumawati selaku Project Manager Program YESS menfatakan selama pelatihan, peserta pelatihan dibekali materi pelatihan seperti konsep dasar contract farming, persiapan contract farming, rencana aksi tindak contract farming, monitoring dan evaluasi contract farming, adopsi dan replica model Contract Farming serta strategi keberlanjutannya dan lesson learned from success story.

“Setelah mengikuti Pelatihan ToT ini diharapkan peserta pelatihan dapat menjadi mentor dan mampu menularkan pengetahuan terkait contract farming kepada calon penerima manfaat. Hingga pada akhirnya output petani serta wirausaha pertanian milenial yang mendapatkan jaminan pasar dengan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak pun terwujud," kata Inneke. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
SDM   pertanian   BPPSDMP   IPB  

Terpopuler