GORONTALO – Kasus tindak pidana perzinahan yang terjadi di wilayah Provinsi Gorontalo kian merajalela. Hanya dalam kurun waktu setahun, tindak perzinahan mencapai 56 kasus. Kurang ketatnya pengawasan keluarga menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kasus perselingkuhan ini.
Informasi yang dihimpun Gorontalo Post (JPNN Group), kasus tindak pidana perzinahan selama periode Januari hingga Desember 2011 mencapai 56 kasus. Ini justru mengalami penurunan sebanyak dua kasus, sebab ditahun 2010 lalu tindak perzinahan mencapai 58 kasus.
Sebelumnya, selama periode 2009 tindak pidana perzinahan hanya mencapai 28 kasus. Sementara ditahun 2008 justru lebih tinggi yakni sebanyak 64 kasus. Data ini menujukan bahwa kasus perzinahan dari tahun-ketahun berfluktuasi tergantung dari moment yang ada.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo AKBP Hj Lisma Dunggio BS.c bahwa meningkatnya kasus perzinahan disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama karena kurangnya pengawasan terhadap orang tersebut dari lingkungan keluarganya. Misalnya, suami berselingkuh dengan Wanita Idaman Lain (WIL) karena sering tidak diawasi oleh istrinya.
Atau bisa saja istrinya tidak dapat memberikan pelayanan maksimal kepada suaminya sehingga suaminya doyan selingkuh diluar. Buntutnya para istri yang tidak terima perbuatan suaminya yang selingkuh itu sehingga akhirnya melaporkanya ke polisi dengan sangkaan perzinahan. Demikian pula sebaliknya istri berselingkuh dengan Pria Idaman Lain (PIL) dengan beberapa alasan tertentu sehingga berujung ke proses hukum pula.
“Kurangnya siraman rohani ditengah masyarakat sehingga membuat iman menjadi lemah. Khususnya para anak muda sehingga membuat orang-orang yang doyan melakukan perzinahan sama sekali tidak takut akan dampak negative yang dialaminya baik secara hukum pidana maupun hukum agama,”tandasnya.
Sementara itu dari hasil penelusuran Gorontalo Post, bahwa sudah menjadi trand masa kini cewek usia muda lebih suka berpacaran dengan pria yang lebih dewasa. Bahkan dengan pria beristri sekalipun mereka sama sekali tidak canggung-canggung.
“Ya, kalau bagi saya sih lebih baik pacaran dengan om-om dibanding dengan yang masih brondong atau seumuran. Sebab kalau om-om pemikiranya lebih dewasa tidak egois dan banyak duitnya lagi. Dibanding yang brondong atau seumuran pemikiranya lebih kenak-kanakan, cepat emosi, egois dan parahnya lagi tidak punya modal,”kata Mawar nama samaran cewek yang masih berusia 19 tahun tersebut.
Bahkan mahasiswi di salah satu universitas terkenal di Gorontalo ini juga mengaku tidak takut pacaran dengan pria beristri bahkan jika ketahuan sekalipun. “Sebenarnya sih ada rasa khwatir juga jika ketahuan trus dilaporin ke polisi,"ketus cewek berparas manis ini. (roy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuntut UMR, Karyawan SPBU Demo
Redaktur : Tim Redaksi