jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengutuk aksi bom bunuh diri di Surabaya yang menyasar tiga gereja, Minggu (13/5).
"Hanya pengecut yang melancarkan serangan mematikan terhadap perempuan dan anak-anak yang tidak bisa melindungi diri," kata Charles, Minggu (13/5).
BACA JUGA: Menag Ajak Tokoh Agama Gelar Doa untuk Keselamatan Bangsa
Menurut dia, aksi terorisme di Surabaya adalah serangan balasan kelompok teroris setelah mereka dipaksa menyerah oleh aparat kepolisian dalam kerusuhan di Rutan Mako Brimob Polri.
"Sel-sel tidur teroris seakan bangkit setelah kerusuhan tersebut," tegas Charles.
BACA JUGA: Projo: Kikis Habis Bibit Terorisme
Dia menambahkan, kebangkitan sel teroris tidak mungkin terjadi tanpa doktrinisasi yang semakin intensif dan masif pascakerusuhan di Mako Brimob.
Charles juga melihat serangan yang terjadi secara simultan seperti penusukan, doktrinisasi dan perekrutan eksekutor dilakukan dengan menggunakan media sosial atau aplikasi chatting.
BACA JUGA: Densus 88 Bergerak Cepat, Ini Hasilnya
Karena itu, Charles meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan patroli siber yang intensif.
Menurut dia, patroli siber perlu dilakukan untuk menembus jaringan komunikasi para teroris di aplikasi chatting dan media sosial.
"Sehingga instruksi aksi simultan para teroris ini bisa dideteksi dari mana asalnya," kata politikus PDI Perjuangan itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanggapan Buya Syafii soal Teror Bom di Surabaya
Redaktur & Reporter : Boy