Copa America 2019

Chile vs Peru: Siapa Lawan Brasil?

Rabu, 03 Juli 2019 – 17:29 WIB
Arturo Vidal. Foto: as

jpnn.com, RIO DE JANEIRO - Satu tempat lagi di final Copa America 2019 akan ditentukan dari laga Chile vs Peru di Arena do Gremio, Porto Alegre, Kamis (4/7) mulai pukul 07.30 WIB. Siapa yang menyusul Brasil ke final yang akan digelar di Estadio do Maracana, Rio de Janeiro, Senin (8/7) nanti?

Sejak era Copa America, hanya dua tim yang bisa mencapai final dalam tiga edisi secara beruntun. Pertama Uruguay (1983, 1987, dan 1989). Yang kedua Brasil (1995, 1997, dan 1999).

BACA JUGA: Lionel Messi: Wasit Menyukai Brasil

Nah, setelah jadi juara pada Copa America 2015 dan 2016, La Roja (julukan timnas Chile) berpeluang melaju ke final untuk ketiga kalinya. Duel Chile lawan Peru yang juga dikenal dengan El Clasico Del Pasifico tersebut sudah terjadi 80 kali di berbagai ajang. Chile mendominasi hasil pertemuan dua negara Latin yang berhadapan dengan Samudera Pasifik itu. Rinciannya, Chile menang 44 kali, 14 kali seri, dan Peru menang 22 kali.

Dalam prematch press conference kemarin (2/7) gelandang Cile Arturo Vidal mengatakan Chile sama sekali bukan favorit dalam pertemuan ini. Meski dalam lima pertemuan terakhir di ajang Copa America, Chile selalu menghancurkan Peru.

BACA JUGA: Copa America 2019: Dani Alves Sebut Brasil Bermain Lebih Efektif daripada Argentina

“Pantas diingat, kami adalah tim yang tak lolos ke Rusia musim panas tahun lalu (Piala Dunia 2018, red.). Sementara Peru berhasil berada di sana,” tutur gelandang berusia 32 tahun itu kepada EFE.

BACA JUGA: Lihat 2 Gol Brasil ke Gawang Argentina dan Simak Pengakuan Jesus

BACA JUGA: Gagal Eksekusi Penalti, Bek Kolombia Diancam Ditembak Mati Seperti Andres Escobar

Di mata Vidal, Peru berubah menjadi kekuatan kolektif di tangan pelatih Ricardo Gareca. Pelatih berjuluk El Flaco tersebut juga selalu punya rencana cadangan brilian setiap kali Peru punya problem.

Misalnya di Copa America ini. Menepinya winger kanan Jefferson Farfan karena cedera lutut kiri sepekan sebelum perempat final versus Uruguay, tak membuat lini serang Peru kendor. Edison Flores yang diplot saat lawan Uruguay (30/6) bisa jadi substitusi yang pas.

“Mereka bermain sangat bagus jika menguasai bola, gaya main yang mirip dengan Kolombia. Mereka punya barisan pemain yang kuat fisiknya juga lini depannya bisa melakukan serangan balik dengan cepat,” ucap Vidal.

Versi statistik Whoscored, sampai dengan babak semifinal Copa America ini Peru adalah satu-satunya tim yang menghasilkan gol melalui counter attack. Sedangkan Chile mengandalkan set piece (dua gol) juga open play (empat gol) sebagai senjata produktivitas.

Ketika ditanya tentang pertemuan lawan Peru di semifinal Copa America 2015 di mana Chile menang 2-1, Vidal berkata hasil empat tahun lalu tak bisa jadi patokan. Chile dan Peru sama-sama mengalami perubahan pemain dan kematangan tim.

“Skuad Chile pada (Copa America) 2015 lalu adalah kumpulan pemain lapar gelar dan kejayaan. Dan kini (setelah menang Copa America 2015 dan 2016) membuat kami lebih rileks dan berkepala dingin dalam setiap pertandingan,” ujar Vidal.

Kekuatan Peru selain penyerang Paulo Guerrero tentu adal di bawah mistar gawang. Kiper mereka Pedro Gallese mencuri perhatian usai tampil memblokade penalti dua penyerang tim peserta Copa America. Yakni Gabriel Jesus (Brasil) di fase grup (23/6) dan Luis Suarez (Uruguay) di perempat final.

Nah, Vidal dalam ancaman absen di final jika membuat pelanggaran dan menerima kartu kuning di semifinal ini. Pemain berjuluk El Guerrero itu sudah mengantongi dua kartu kuning. Sesuai regulasi tiga kartu kuning, maka si pemain harus absen di laga berikutnya.

Pelatih Chile Reinaldo Rueda dalam wawancara dengan La Nacion berkata Peru menjungkalkan prediksi setelah memenangi laga lawan Uruguay. Peru yang lolos sebagai tim peringkat ketiga sukses menjinakkan Uruguay. Tim yang mengalahkan Chile di fase grup (25/6).

“Peru meraih konfidensi tinggi berkat kemenangan di perempat final. Meski kami pun memenangi adu penalti lawan Kolombia di perempat final, rasanya kami memilih menang dalam 90 menit atas Peru,” kata Rueda.

Sementara itu, pelatih Peru Ricardo Gareca kepada Redgol berujar jika fokusnya bukanlah memakai cara apa buat mengalahkan Cile. Gareca lebih suka bagaimana memperkuat timnya dan bukan menilai kelemahan tim lain.

“Kami masih banyak kekurangan baik di lini depan, tengah, dan belakang ketika lawan Uruguay. Perbaikan yang saya lakukan semoga memberikan efek yang baik saat lawan Chile,” ucap pelatih 61 tahun itu. (dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat 2 Gol Brasil ke Gawang Argentina dan Simak Pengakuan Jesus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler