TOKYO - Sikap Korea Utara yang tetap melakukan peluncuran roket meski ditentang Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya ternyata juga membuat kesal China yang selama ini dikenal sebegai sekutu abadi negara komunis tersebut. Sebagai bentuk protes, China dilaporkan telah menghentikan upaya deportasi warga Korut yang selama ini kabur ke negeri berjuluk tirai bambu tersebut.
Harian Yomiuri Shimbun di Jepang, Rabu (18/4) yang mengutip dua pejabat pemerintahan China mewartakan bahwa kebijakan untuk memulangkan warga Korut yang melewati perbatasan kedua negara untuk mencari penghidupan yang lebih layak di China telah dihentikan. Sebab jika warga Korut yang kabur itu dideportasi, maka nyawanya dipastikan terancam.
“Jika para pengungsi dikembalikan ke Korut, hidup mereka sudah pasti akan berakhir. Kami sama sekali tidak bisa membiarkan hal tersebut,” ungkap seorang pejabat pemerintah di Provinsi Liaoning, China seperti dikutip Yomiuri Shimbun. Liaoning adalah provinsi di China yang berbatasan langsung dengan Korut.
Sementara seorang pejabat lainnya mengatakan, kebijakan penghentian deportasi itu diambil karena Pyongyang tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan pemerintah China sebelum meluncurkan roket pembawa satelit yang diklaim oleh negara-negara barat sebagai uji coba senjata terselubung. “Korut sama sekali tidak memberitahukan kepada Cina rincian rencana peluncuran misil tersebut,” ungkapnya.
“Kebijakan yang kami ambil merefleksikan kekecewaan kami kepada Korut yang sama sekali tidak menghargai China sebagai sahabat terbaik mereka,” kata si pejabat yang posisi dan lokasinya tidak diungkapkan tersebut. .
China selama bertahun-tahun telah mendeportasi atau memulangkan kembali warga yang kabur dari Korut karena menganggap mereka sekedar ingin mencari peruntungan ekonomi dan bukannya suaka. Atas kebijakan ini, China berulang-kali mendapat cibiran dari Korea Selatan dan berbagai organisasi internasional pembela HAM karena tiap warga yang dikembalikan ke Korut akan mendapat hukuman berat dari rezim Pyongyang.
Sejak kematian almarhum pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-Ill pada bulan Desember lalu, pemerintah provinsi Liaoning dan Jilin yang berbatasan dengan Korut mencatat setidaknya dalam setiap hari 30 warga Korut telah kabur ke China. Mereka kabur karena tak kuat menghadapi tekanan ekonomi dan politis di Korut. (AFP/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilot Ngantuk, Pesawat Nyaris Celaka
Redaktur : Tim Redaksi