MONTREAL - Seorang pilot yang masih mengantuk setelah tidur singkat kala menerbangkan pesawat Air Canada melintasi Samudera Atlantik dari Toronto, Kanada ke Zurich, Swiss tahun lalu, dianggap bertanggung-jawab atas insiden penerbangan yang melukai 16 orang. Saat itu, sang pilot tiba-tiba membawa pesawat yang dikemudikannya menukik tajam karena menyangka akan menabrak pesawat lain.
Badan Keselamatan Tranportasi Canada dalam laporannya Selasa (17/4), mengatakan bahwa pilot tesebut dilaporkan menderita 'inersia tidur', atau kondisi menyerupai orang mabuk setelah tidur nyenyak. Akibatnya, ia membawa pesawat tersebut terjun sejauh 122 meter selama 46 detik dan membuat para penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman terlempar dari kursi mereka.
Beruntung ko-pilot yang yang bertugas saat insiden tanggal 14 Januari 2011 itu sigap dan lekas mengambil-alih kemudi pesawat dari tangan sang pilot utama. Dilaporkan AFP, sedikitnya 14 orang penumpang dan kru kabin terluka dalam insiden tersebut. Sementara tujuh orang di antaranya luka cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit setibanya di Zurich.
Saat kejadian, tanda untuk memakai sabuk pengaman memang dalam keadaan hidup. Namun, beberapa penumpang di kelas ekonomi dilaporkan sedang berbaring di beberapa kursi yang kosong sehingga mereka terjatuh dan terluka cukup parah. Berdasarkan laporan penyelidikan, umumnya para penumpang yang terluka memang berasal dari kelas ekonomi.
Penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa sang pilot telah melanggar peraturan penerbangan mengenai masa tidur terkontrol saat melakukan penerbangan panjang. Meski sangat dianjurkan, waktu tidur yang diperbolehkan harus tidak melebihi 40 menit. Selanjutnya, selama 15 menit seorang pilot harus menjalani masa pemulihan dan harus tetap terjaga tanpa mengoperasikan kemudi penerbangan.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geng Motor Resahkan Warga Sydney
Redaktur : Tim Redaksi