jpnn.com, TAIPEI - Sekitar 100 perusahaan makanan perikanan Taiwan menyampaikan protes karena tidak diizinkan memasok produk mereka ke China.
Penolakan tersebut berdampak terhadap produk-produk perikanan lokal, seperti cumi-cumi, sauri pasifik, dan senangin, kata Deputi Menteri Pertanian Taiwan (COA) Chen Junne-jih seperti dikutip CNA, Sabtu.
BACA JUGA: Kopi Unggulan Berbagai Daerah Indonesia Diperkenalkan di Taiwan
Kantor berita Taiwan itu melaporkan bahwa sejak Juni, Kementerian Kepabeanan China (GACC) secara bertahap menghentikan impor ikan kerapu, ikan layur, dan ikan makarel kuda dari Taiwan tanpa pemberitahuan terlebih dulu.
Larangan tersebut kemudian diperluas hingga mencakup produk dari berbagai jenis makanan dari Taiwan, kata COA.
BACA JUGA: Perkuat Industri Baja, Indonesia Pererat Kerja Sama dengan Taiwan
Sementara itu, juru bicara Kantor Dewan Pemerintah China untuk Urusan Taiwan, Zhu Fenglian, membantah pernyataan COA itu.
Menurut dia, justru perusahaan-perusahaan dari Taiwan gagal melengkapi informasi daftar produk.
BACA JUGA: Gegara Kecelakaan Maut, Pejabat Kereta Api Taiwan Dihukum 9 Tahun Penjara
GACC sudah merilis regulasi terbaru impor makanan sejak April 2021.
Aturan yang mulai diberlakukan secara efektif pada Januari 2022 tersebut mengharuskan eksportir untuk memastikan manfaat dan keamanan produk makanan yang masuk ke China.
Informasi mengenai hal itu sudah disampaikan ke otoritas dan perusahaan Taiwan agar mereka mendaftarkan produk sesuai regulasi yang berlaku di China daratan, kata Zhu.
Ia menilai pernyataan otoritas Taiwan itu bisa menimbulkan fitnah karena kesalahan ada pada perusahaan-perusahaan Taiwan yang gagal memenuhi persyaratan China.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan bahwa sensasi politik semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengganggu industri terkait di pulau tersebut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif