China Menangguhkan Dua Penerbangan dari Indonesia Setelah 6 Penumpang Positif Corona

Kamis, 19 November 2020 – 21:57 WIB
Para penumpang asing memindai kartu kesehatan setibanya di Bandar Udara Internasional Tianhe, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (19/11). (ANTARA/M. Irfan Ilmie)

jpnn.com, WUHAN - Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) menangguhkan sejumlah penerbangan dari luar negeri setelah beberapa penumpang dinyatakan positif Covid-19, dua di antaranya dari Indonesia.

CAAC dalam keterangan tertulisnya yang beredar di sejumlah media di China pada Kamis (19/11) menyebut, ada enam penumpang pesawat Sriwijaya Airlines positif terinfeksi Corona.

BACA JUGA: Belum Jadi Presiden, Joe Biden Sudah Susun Rencana Melawan China

Mereka merupakan penumpang dengan nomor penerbangan SJ-3124 rute Jakarta ke Wuhan, pada 6 November.

Penerbangan dengan nomor SJ-3124 sebenarnya bentuk penghargaan atas minimnya kasus positif pada penerbangan Sriwijaya Airlines SJ-3184 rute Jakarta ke Hangzhou.

BACA JUGA: Seolah Tak Punya Dosa, Tiongkok Kembali Sebut Laut China Selatan Rumah Bersama

Namun, karena ada temuan kasus positif pada SJ-3124, CAAC juga menangguhkan penerbangan SJ-3184 selama sepekan terhitung mulai Senin (23/11). Sedangkan SJ-3124 sendiri dibatalkan.

Penangguhan untuk tanggal yang sama juga dialami pesawat Air France nomor penerbangan AF-198 dari Paris ke Pudong Shanghai, setelah penumpangnya kedapatan positif corona pada 6 November.

BACA JUGA: Duh, 5 Warga Megamendung Reaktif Covid-19 Setelah Acara FPI

Berikutnya nomor penerbangan KL-831 (Amsterdam-Hangzhou) dan PK-854 (Islamabad-Xi'an).

Kemudian Ethiopian Airlines nomor penerbangan ET-606 (Addis Ababa-Guangzhou) karena pada 7 November membawa 15 penumpang positif.

Air China nomor penerbangan CA-722( Minsk-Zhengzhou) dikenai sanksi penangguhan sepekan karena membawa enam penumpang positif.

CAAC memberlakukan penghargaan dan sanksi bagi penerbangan dari luar negeri.

Penghargaan diberikan berupa penambahan jadwal penerbangan jika tidak ada penumpang positif dalam flight sebelumnya.

Sebaliknya, sanksi penangguhan diberikan jika hasil tes usap salah satu penumpang setibanya di bandara China menunjukkan hasil positif.

Mulai 5 November, Kedutaan China di Indonesia memberlakukan dua kali tes usap, masing-masing 72 jam dan 36 jam sebelum terbang, ditambah tes lgM 48 jam sebelum terbang.

Jika ketiga tes itu hasilnya negatif, maka perwakilan pemerintah China di Indonesia memberikan sertifikat kesehatan kepada calon penumpang.

Kebijakan itu lebih ketat karena sebelumnya hanya berlaku satu kali kewajiban tes usap pada tiga hari sebelum terbang.

Setibanya di China para penumpang dari berbagai negara termasuk Indonesia masih diwajibkan menjalani tiga kali tes usap lagi.

Tes itu masing-masing dilakukan satu kali di bandara tujuan dan dua kali selama masa karantina 14 hari di hotel yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.(antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
China   Covid-19   Corona   Wuhan  

Terpopuler