jpnn.com, BEIJING - Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menyatakan Laut China Selatan merupakan rumah bersama bagi negara-negara di kawasan itu.
Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan tindakan Beijing yang kerap jadi pemicu konflik di kawasan perairan kaya sumber daya alam tersebut.
BACA JUGA: Menlu Amerika Puji Keberanian Indonesia Melawan Tiongkok di Laut China Selatan
"Situasi di Laut China Selatan secara keseluruhan stabil," kata PM Li dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-23 ASEAN-Tiongkok yang digelar secara virtual, Kamis (13/11).
Mengingat kepentingan yang lebih besar, lanjut dia, Tiongkok dan negara-negara ASEAN telah meningkatkan kerja sama di segala bidang dan secara aktif mengatasi segala perbedaan yang ada.
BACA JUGA: Balas Kampanye Menlu AS di Jakarta, Dubes Tiongkok: Laut China Selatan Rumah Kita Bersama
"Tiongkok tetap memegang erat komitmennya dalam menyelesaikan COC (Kode Etik Para Pihak di Laut China Selatan)," ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA di Beijing.
Dengan begitu, menurut Li, Tiongkok dan negara-negara ASEAN bisa menunjukkan kepada masyarakat internasional atas kemampuannya mengelola situasi di Laut China Selatan dengan baik, demi terjaganya stabilitas dan perdamaian di kawasan.
BACA JUGA: Makin Mesra, Tiongkok dan Malaysia Sepakat soal Laut China Selatan
Tiongkok mempertimbangkan penyelenggaraan pertemuan konsultatif sesegera mungkin setelah pandemi COVID-19 mereda.
Selama masa pandemi, kemitraan ASEAN-Tiongkok makin meningkat.
Bahkan hingga kuartal ketiga nilai perdagangan kedua belah pihak naik lebih dari 70 persen.
Kenaikan itu membawa ASEAN menduduki peringkat pertama mitra dagang terbesar Tiongkok sekaligus menggeser posisi Uni Eropa. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil