China-Taiwan Memanas, Indonesia Bakal Untung atau Buntung?

Senin, 08 Agustus 2022 – 20:06 WIB
ahlil Lahadalia menyebut China dan Taiwan merupakan dua negara yang memiliki andil cukup besar pada investasi tanah air. Foto: PLA

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut China dan Taiwan merupakan dua negara yang memiliki andil cukup besar pada investasi tanah air.

Memanasnya suasana dua negara, kata Bahlil, bisa mendatangkan peluang bagi Indonesia. Namun, di sisi lain pemerintah juga terus mendalami potensi dampak dari kondisi tersebut.

BACA JUGA: Situasi Makin Panas, China Latihan Militer di Sekitar Taiwan

"Harus kita waspadai konflik China dan Taiwan. Kenapa harus diwaspadai, karena satu negara yang investasinya besar di Indonesia itu China, dan Taiwan juga ikut," kata Bahlil dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin.

Bahlil mengaku masih mempelajari potensi dampak konflik China dan Taiwan terhadap aliran investasi ke Indonesia.

BACA JUGA: Diteror Militer China, Taiwan Harapkan Dukungan Masyarakat Indonesia

"Tetapi seberapa besar (dampaknya terhadap investasi) kita lagi pelajari. Mudah-mudahan tidak terlalu dampak politik dalam negeri mereka kepada investasi," katanya.

Meski demikian, Bahlil mengungkapkan pada kondisi perang sekalipun, bukan berarti kepentingan ekonomi tidak berjalan. Menurut dia, bahkan sejumlah pihak mengambil manfaat ekonomi dari konflik atau perang antarnegara.

BACA JUGA: Selat Taiwan Makin Mencekam, China Kumpulkan Dubes Negara G7 dan Uni Eropa

Oleh karena itu, eks Ketua Umum HIPMI itu menilai Indonesia pun bisa mengambil manfaat yang sama demi kepentingan dalam negeri. Terlebih, komunikasi antara Indonesia dengan China, juga dengan Taiwan cukup baik dari sisi ekonomi.

"(Perang) Ukraina sama Rusia itu, ada beberapa negara yang memanfaatkan ekonomi dari kondisi ini. Nah mungkin kalau ini terjadi antara China dan Taiwan, kita bisa masuk pada ruang-ruang itu. Kan komunikasi kita juga baik," katanya.

Bahlil pun mengajak semua pihak untuk tidak takut. Menurut dia, sikap waspada perlu tapi juga dengan upaya antisipasi.

"Boleh kita khawatir, boleh kita antisipasi tapi jangan kita takut dengan bayang-bayang di luar," pungkas Bahlil.

Militer China kembali melakukan latihan militer di laut dan udara di sekitar Taiwan, Senin (8/8).

Komando Teater Timur China (PLA) mengatakan latihan tersebut berfokus pada operasi antikapal selam dan serangan laut.

Masifnya aktivitas militer China ini merupakan buntut dari kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan pada Selasa (2/8) lalu.

"Situasi tegang yang saat ini terjadi di Selat Taiwan sepenuhnya diprovokasi dan diciptakan oleh pihak AS atas inisiatifnya sendiri, dan pihak AS harus memikul tanggung jawab penuh dan konsekuensi serius untuk ini," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian, dikutip dari Reuters, Senin (8/8).(antara/mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler