China Turun Tangan, Masalah Perbatasan Myanmar-Bangladesh Langsung Beres

Sabtu, 29 Oktober 2022 – 18:21 WIB
Arsip - Penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyidaw, Myanmar, 27 Maret 2021. Foto: ANTARA/REUTERS/Stringer/as

jpnn.com, NAYPIDAW - Militer Myanmar berjanji akan menjaga perdamaian dan keamanan di sepanjang perbatasan dengan Bangladesh untuk menghadapi meningkatnya insiden jatuhnya mortir di negara tetangganya itu ketika memerangi kelompok pemberontak bersenjata.

Jaminan itu disampaikan oleh delegasi tentara Myanmar dalam pertemuan dengan Panglima Angkatan Darat Bangladesh Jenderal SM Shafiuddin Ahmed di Dhaka, menurut sebuah pernyataan yang dirilis Kamis malam (27/10) oleh media angkatan bersenjata Bangladesh.

BACA JUGA: WN Myanmar Terlibat Pembunuhan, Jalani Hukuman 6 Tahun, Begini Nasibnya Kini

Perwira tinggi militer Bangladesh memperingatkan militer Myanmar untuk lebih berhati-hati ketika melakukan operasi militer di sepanjang perbatasan.

Selama kunjungan itu, yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Phone Myat dari Biro Komando Operasi Khusus Myanmar, juga dibahas mengenai perdamaian dan keamanan regional.

BACA JUGA: Penjarakan Model OnlyFans, Pemerintah Singapura Disebut Mirip Junta Myanmar

Militer Myanmar menggarisbawahi keinginan dari pihaknya untuk menyelesaikan masalah bilateral dengan Bangladesh melalui persahabatan dan peningkatan komunikasi.

Perkembangan itu terjadi setelah Bangladesh meminta bantuan China untuk menyampaikan pesan perdamaian di perbatasan dengan Myanmar.

BACA JUGA: Penasehat Ekonomi Aung San Suu Kyi Asal Australia Dijatuhi Hukuman Penjara di Myanmar

Duta Besar China di Myanmar baru-baru ini menyampaikan pesan tersebut kepada pihak berwenang terkait.

Bangladesh terakhir kali melaporkan pelanggaran perbatasan pada 23 Oktober 2022 menyusul penembakan mortir dari Myanmar di sepanjang distrik perbatasan Bandarban di Bangladesh.

Myanmar mengeklaim bahwa situasi itu muncul karena pertempuran tentara Myanmar dengan kelompok pemberontak Tentara Arakan yang berlangsung berbulan-bulan.

Menurut catatan resmi dan laporan media, mortir yang ditembakkan dari seberang perbatasan oleh pasukan Myanmar telah menewaskan sedikitnya dua warga Rohingya dan melukai hampir belasan orang lainnya, termasuk beberapa warga negara Bangladesh, dalam dua bulan terakhir.

Namun, Bangladesh telah berulang kali memanggil Dubes Myanmar di Dhaka dan mendesak agar pelanggaran perbatasan dihentikan dan perdamaian perbatasan dipertahankan.

Sementara itu, kedua belah pihak membahas cara untuk memastikan pemulangan segera pengungsi Rohingya yang telantar dan saat ini ditampung di kamp Cox's Bazar, Bangladesh.

Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta warga etnis Rohingya yang teraniaya di Cox's Bazar, setelah para pengungsi melarikan diri dari penumpasan brutal yang dilakukan militer Myanmar pada Agustus 2017.

Panglima angkatan darat Bangladesh menegaskan bahwa warga Myanmar yang telantar adalah masalah regional. Dia menekankan perlunya pengungsi Rohingya kembali secepatnya ke Myanmar untuk menghilangkan risiko keamanan yang terkait dengan upaya menampung mereka dalam jangka panjang. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler