Christine Hakim dan Olga Lydia Ikut Menyoroti Habib Rizieq, Desak Reshuffle Besar-besaran

Minggu, 29 November 2020 – 07:11 WIB
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah tokoh perempuan Indonesia yang tergabung dalam Perempuan Garda Nusantara menyampaikan pernyataan sikap, merespons sejumlah persoalan terkini.

Perempuan Garda Nusantara antara lain beranggotakan analis militer dan pertahanan Dr Connie Rahakundini Bakrie, pakar hukum Prof Dr Harkristuti Harkrisnowo, aktivis sosial Maryuna Nasution, aktris senior Christine Hakim, Olga Lydia, Heni Supolo, dan beberapa tokoh perempuan lainnya.

BACA JUGA: Bima Arya Mendapat Surat dari Habib Rizieq, Sabtu Malam

Mereka meminta Pemerintah untuk bertindak cepat dan tegas dalam mengatasi setiap persoalan bangsa, mulai dari masalah pandemi COVID-19 hingga radikalisme yang mengancam keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (28/11), setidaknya ada tiga tuntutan yang disampaikan Perempuan Garda Nusantara.

BACA JUGA: PGN Gelar Aksi Menolak Habib Rizieq, Siap Berhadapan Langsung, Keras!

Pertama, Presiden Joko Widodo harus mampu memperhatikan dan mengukur (sense of security) masyarakat, terutama kaum ibu yang mengkhawatirkan masa depan anak dan cucu mereka.

"Keraguan negara tercermin dari cederanya objek vital nasional serta pembangkangan tokoh ormas dalam mengumpulkan massa di tengah pandemi COVID-19, serta menimbulkan gejolak dalam bentuk ancaman dan ujaran kebencian," kata Connie.

BACA JUGA: Brigjen TNI Suswatyo: Pasukan Sudah Ditempatkan di Beberapa Titik

Beberapa waktu lalu, sejumlah fasilitas di Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten yang merupakan objek vital nasional, mengalami kerusakan sebagai dampak dari kerumunan massa menyambut kedatangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi.

Rangkaian acara yang digelar Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat, Tebet, Jakarta Selatan, dan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, juga mengundang kerumunan massa.

Bahkan, kata dia, muncul klaster-klaster baru penyebaran COVID-19 dari acara-acara di tiga lokasi tersebut sehingga polisi kini tengah mengusut kasus dugaan pelanggaran kekarantinaan kesehatan tersebut.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Connie, lalu lahirlah tuntutan yang kedua dari Perempuan Garda Nusantara.

"Tuntutan kedua, negara harus hadir dengan tegak dan utuh dalam menjamin terkendalinya haluan negara. Negara harus dapat membuktikan terciptanya ketertiban dan keamanan nasional dari kendala yang terus memompa ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Connie.

Harkristuti menambahkan bahwa negara harus membuktikan kehadirannya dengan lebih tegas, konsisten dan terukur dalam bertindak.

Ketiga, Perempuan Garda Nusantara bahkan menyinggung soal reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju.

Menurut Harkristuti, tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap pemberian izin eksportir benih lobster, Rabu (25/11) lalu, hendaknya dijadikan momentum bagi Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet secara luas.

"Kami sangat mendukung usaha-usaha untuk me-'reshuffle' Kabinet Indonesia Maju, dan juga lembaga-lembaga pemerintah demi efektivitas kerja Presiden dalam menjalankan kebijakannya, terutama pada aspek penanganan intoleransi, radikalisme dan separatisme, serta penegakan protokol kesehatan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional," kata Harkristuti pula. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler