Cibiran soal Tiang Listrik dan Bakpao, Vitamin untuk KPK

Senin, 20 November 2017 – 17:02 WIB
Setya Novanto usai menjalani pemeriksaan administratif terkait penahanannya oleh KPK. FOTO: DERY RIDWANSAH/JAWA POS/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sikap tegas KPK yang berani menahan Ketua DPR Setya Novanto dinilai karena lembaga antirasuah itu mendapat dukungan kuat dari publik.

Menurut Pemerhati Sosial Politik Afriadi Ajo, publik selama ini begitu sinis dan kejam memperlakukan Setya Novanto lewat meme dan ungkapan-ungkapan satir, serta ledekan yang begitu beragam.

BACA JUGA: Saran Pengamat, Setnov Harus Segera Diasingkan

Cibiran mengalir deras tak ada hentinya. Semua yang terkait dengan Novanto dijadikan bahan olokan. Ini karena publik menuntut keadilan.

"Mulai dari bakpao, tiang listrik, perban, cara tidur, ngoroknya, apa pun, semua dianggap sebagai akal-akalan untuk mengelabui hukum ataupun KPK. Ini menjadi vitamin super ampuh mendorong semangat KPK menaklukkan semua akal-akalan dari Novanto," ujar Afriadi di Jakarta, Senin (20/11).

BACA JUGA: Nurdin Halid Sangat Siap Pimpin Golkar

Akhirnya, KPK tidak menyerah. Segala upaya dilakukan untuk menaklukkan segudang strategi Novanto.

KPK juga bersikap tegas, dengan memaksa Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut pindah dari RS Medika Permata Hijau, untuk dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana.

BACA JUGA: Kekuatan Golkar Terbelah Dua, Kubu Novanto Vs Jusuf Kalla

"KPK sepertinya khawatir kemungkinan besar ada main mata. RSCM sebagai rumah sakit pemerintah tentu bekerja sesuai kaedah-kaedah ilmu kedokteran saja. Sakit mereka bilang sakit, sudah tak perlu rawat inap. Mereka (dokter RSCM, red) bilang juga apa adanya," kata Afriadi.

Afriadi mengaku bukan ahli hukum, tidak mengetahui secara pasti apakah langkah KPK membawa Novanto ke rumah tahanan melanggar hukum atau tidak.

Namun dari versi pengacara Novanto, KPK menurutnya, disebut telah menyalahi prosedur, sehingga kasus yang ada kembali dipraperadilankan.

"Tapi intinya mayoritas publik sudah pasti menganggap KPK benar seribu persen. Ya begitulah, vonis publik selalu mendahului hukum," pungkas Afriadi.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinilai Layak Pimpin Golkar, Menperin: Saya Tergantung Bapak


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler